Thursday, September 13, 2012

Mimpi




Bismillah. Alhamdulillah.
Semoga Shalawat dan Salam tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau, sahabat beliau dan orang - orang yang mengikuti beliau dengan baik sampai akhir zaman.

Amma ba’du :
Mimpi merupakan teman dekat orang yang sedang tidur. Kadang kala mimpi nya menggembirakan dan

ada kalanya menyedihkan. Sebagian orang bahkan menggantungkan nasibnya dengan mimpi. Disisi lain, banyak terdapat penyebar mimpi untuk mencari perhatian. Bagaimana sebenarnya mimpi menurut Islam…?


1. MAKNA MIMPI
Ibnu al-Atsir rahimahullah berkata : “Al-Ru’yah dan Al-Hulmu adalah mimpi yakni sesuatu yang dilihat pada saat orang sedang tidur. Sedangkan istilah penyebutan Al-Ru’yah apabila bermimpi baik, dan Al-Hulmu apabila bermimpi jelek. Adapun Adghosu Ahlam yakni mimpi kacau lagi sulit dimengerti.” [An-Nihayah fi Gharibil Atsar 1/1036]


2. MACAM – MACAM MIMPI
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
الرّؤيا ثلاث فرؤيا حقّ ورؤيا يحدّث بها الرّجل نفسه ورؤيا تحزين من الشّيطان
“Mimpi itu ada tiga macam, 1) Mimpi yang benar, 2) Mimpi yang ditimbulkan karena bisikan seseorang mengenai dirinya, 3) dan mimpi buruk yang datang dari syaitan.” [Shahih : Diriwayatkan oleh Tirmidzi. Ash-Shahihah (119, 120, 1341) dan ar-Raudh an-Nadhr (1162)]

Juga dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
الرّؤيا ثلاث فيشرى من الله وحديث النّقس وتخويف من الشّيطان
“Mimpi itu ada tiga macam, 1) Kabar gembira dari Allah, 2) Sekedar Bisikan Jiwa, 3) dan Teror dari syaitan.” [Shahih : Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunannya 12/29. dishahihkan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah no 1341]


3. MACAM – MACAM ORANG BERMIMPI
Syaikh Abdullah bin Muhammad ath-Thayar hafizhullah berkata :
“Manusia ditinjau dari sisi mimpinya ada lima golongan. 1) Para Utusan Allah Subhanahu wa ta’ala. 2) Orang yang Shalih. 3) Masturun. 4) Orang yang Fasik dan 5) Orang kafir.” [Dhawabith Ta’bir Ru’yah 1/12. Dengan ringkas]

Al-Muhallab rahimahullah menjelaskan :
1) Mimpi para Nabi, pasti benar dan terkadang mimpinya membutuhkan ta’bir.
2) Mimpi orang yang shalih, pada umumnya mimpi mereka juga benar, terkadang terjadi tidak membutuhkan ta’bir (tafsir).
3) Mimpi Masturun (yaitu orang yang tertutup ibadahnya, kurang serius ibadahnya dan terkadang berbuat dosa tetapi bukan syirik), pada umumnya sama hak mereka, terkadang bisa benar dan bisa kacau.
4) Mimpi orang yang Fasik dan Ahli Maksiat, pada umumnya mimpi mereka kacau lagi sulit ditakwil dan sedikit sekali yang benar.
5) Mimpi orang Kafir, sedikit sekali yang benar. Karena mereka mendustakan Allah Subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya. [Fathul Baari 19/451 dengan sedikit penyutingan]


4. DARI MANA DATANGNYA MIMPI BAIK DAN BURUK..?
Dari Abu Qatadah Radhiyallahu’anhu, dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
الرّؤيا الصّادقة من الله والحلم من الشيطان
“Mimpi yang benar (al-Ru’yah) datang dari Allah dan mimpi yang jelek (al-Hulmu) berasal dari Syaitan.” [Shahih : Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya no 6469]


5. ADAB BILA BERMIMPI BAIK
Mendapatkan mimpi baik adalah kabar gembira (busyra) dan rahmat dari Allah Subhanahu wa ta’ala yang diberikan kepada para Utusan-Nya dan hamba-Nya yang shalih dan shalihah, yang kuat iman nya dan takwanya.
Berikut adab bila mendapatkan mimpi yang baik :

1. Hendaknya kita memuji dan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala karena hanya Dia yang memberi nikmat dan rahmat.
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu, ia mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
إذا رأى أحدكم رؤيا يحبّها فإنّما هي من الله فليحمد الله عليها وليحدّث بها
“Jika salah seorang diantara kalian bermimpi yang dia sukai, sebenarnya mimpi tersebut dari Allah, maka hendaklah ia memuji Allah karena nya dan ceritakanlah.” [Shahih : Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih nya no 6470]

2. Boleh menceritakan kepada orang yang menyenangi dirinya dan Dilarang menceritakan kepada orang yang tidak menyukai dirinya.
Dari Abu Qatadah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam bersabda :
الرّؤيا الحسنة من الله فإذا رأى أحدكم مايحبّ فلا يحدّث به إلاّ من يحبّ
“Mimpi yang baik adalah berasal dari Allah, karena itu jika salah seorang diantara kalian bermimpi yang disukainya maka janganlah menceritakan nya selain kepada orang yang dia sukai.” [Shahih : Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya 6/2582]

Hikmahnya larangan menceritakan mimpi yang baik kepada orang yang tidak menyukai dirinya adalah jika dia menceritakan mimpi yang baik kepada orang yang tidak menyukai dirinya maka dikhawatirkan orang yang tidak menyukai dirinya menafsirkan mimpi tersebut kepada hal – hal yang tidak disenangi karena dia marah atau dengki, sehingga berbalik dari kabar gembira menjadi kesedihan dan kesusahan. [Tuhfatul Ahwadzi 8/350]

3. Hendaknya berdoa, jika dia hendak mencerita mimpinya kepada orang yang menyukai dirinya.
Umar bin Khaththab Radhiyallahu’anhu berkata : “Hendaklah kamu menceritakan mimpimu yang baik, bila hendak bercerita, hendaklah berdoa : “Ya Allah, jika hal ini baik, maka untuk kami. Jika hal ini jelek, maka untuk musuh kami.” [Syu’abul Iman 5/310]


6. ADAB BILA BERMIMPI BURUK
Mimpi buruk adalah berasal dari Syaitan. Berikut adab jika mendapatkan mimpi yang buruk :
1. Meludah samping kiri tiga kali dan berlindung kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

2. Mengubah posisi tidur.
Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
إذ رأى أحدكم الرّؤيا يكرهها فليبصق عن يسارة ثلاثا وليستعذ بالله من الشّيطان ثلاثا وليتحوّل عن جنبه الّذي كان عليه
“Apabila ada seseorang yang bermimpi yang tidak disukainya (mimpi buruk), hendaklah dia meludah tiga kali ke kiri dan berlindung kepada Allah tiga kali, kemudian mengubah posisi tidurnya.” [Shahih : Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya 7/57 no 1524]

3. Berdiri dan melakukan shalat sunnah.

4. Tidak menceritakan nya kepada orang lain.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi wa salam bersabda :
فمن رأى شيئا يكرهه فلا يقصّه على أحد وليقم فليصلّ
“Barangsiapa yang bermimpi suatu hal yang tidak disukainya (mimpi buruk), janganlah menceritakan nya kepada seorangpun, (dan) hendaklah dia bangun dan mendirikan shalat.” [Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya 6/2547]


7. TIPS AGAR TIDAK BERMIMPI BURUK
Mimpi adalah takdir Allah Subhanahu wa ta’ala yang harus kita maklumi. Kita tidak tahu apa yang akan kita mimpikan. Akan tetapi, yang juga harus dimaklumi bahwa mimpi yang buruk lagi menggelisahkan bersumber dari syaitan. Berikut diantara hal – hal yang dapat menjauhkan seseorang dari mimpi yang buruk.

1. Berusaha menjadi orang yang ikhlas dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala karena syaitan tidak mampu menggoda orang yang ikhlas dalam beraal kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. [Lihat surat as-Shad ayat 82-83]

2. Sebelum tidur membaca Ayat Kursi yakni Surat al-Baqarah ayat 255 [Lihat, Shahih Bukhari no 4624]

3. Membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas kedua telapak tangan dan mengusapkan keduanya ketubuh yang dapat dijangkau mulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan sebanyak tiga kali. [Lihat, Shahih Muslim 7/55 no 1528]

4. Hendaknya tidur tidak terlalu lama.

5. Jika merasa ketakutan ketika akan tidur, maka hendaknya membaca doa berikut ini.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Apabila salah seorang diantara kalian takut ketika akan tidur, maka hendaklah ia berdoa :
أعوذ بكلماب الله التّامّات من غضبه وعقابه وشرّ عباده ومن همزات الشياطين . وأن يحضرون
“Aku berlindung dengan kalimat – kalimat Allah yang sempurna dari kemarahan dan siksaan-Nya, (juga) dari kejahatan hamba – hamba-Nya serta dari bisikan – bisikan syaitan dan mereka akan mendatangi (ku).”
Sesungguhnya hal itu (ketakutan) tidak akan membahayakan nya.” [Hasan : Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Dihasankan oleh Al-Albani didalam Silsilah Shahihah 1/470]

6. Berwudhu sebelum tidur, berbaring pada sisi kanan tubuh dan membaca doa.
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badan mu dan ucapkanlah :
اللّهمّ أسلمت نفسي إليك , وفوّضت أمري إليك , ووجّهت وجهي إليك , وألجأت ظهري إليك , رغبة ورهبة إليك , لا ملجأ ولا منجا منك إلاّ إليك , آمنت بكتابك الّذي أنزلت . وبنبيّك الّذي أرسلت
“Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada Mu, aku menyerahkan urusanku kepada Mu, aku menghadapkan wajahku kepada Mu, aku menyandarkan punggungku kepada Mu, karena senang (mendapatkan rahmat Mu) dan takut pada (siksaan Mu, bila melakukan kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman Mu), kecuali kepada Mu. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan kepada Nabi Mu yang Engkau Utus.” Jika kamu meninggal pada malam itu, maka kamu dalam keadaan fitrah dan jadilah doa itu sebagai akhir kalimat yang kamu ucapkan.” [Shahih : Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam shahih nya 5/2327]


8. MIMPI MELIHAT RASULULLAH SHALLALLAHU’ALAIHI SALLAM
Mimpi bertemu dengan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam memang benar bila dia orang yang baik aqidahnya dan amal ibadahnya dan dia tidak termasuk pembohong atau orang yang rusak aqidahnya dan akhlaknya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, dia berkata : “Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
من رآني في المنام فسيراني في اليقظة ولا يتمثّل الشيطان بي
“Barangsiapa yang melihatku dalam tidur (mimpinya), maka (seakan-akan) ia melihatku ketika terjaga, (karena) syaitan tidak bisa menyerupaiku.” [Shahih : Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya no 6478]

Akan tetapi, jika orang yang mengaku bermimpi bertemu dengan Nabi berkata : “Saya bermimpi bertemu dengan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau memerintahkan mengamalkan ini dan itu.” Maka sudah tentu dia berdusta, karena Islam sudah sempurna. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتى ورضيت لكم الإسلم دينا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” [al-Quran Surat 5 al-Maa’idah ayat 3]


9. Kitab Tafsir Mimpi
Sudah diterjemahkan sebuah kitab yang judul aslinya adalah Tafsir Ahlam yang dinisbatkan kepada Imam Muhammad bin Sirin rahimahullah, dengan judul terjemahan nya Tafsir Mimpi Menurut al-Quran dan as-Sunnah cetakan Pustaka Gema Insani Press.

Penisbatkan dan penyandaran kitab Tafsir Ahlam (Tafsir Mimpi) ini kepada Imam Muhammad Ibnu Sirin adalah sesuatu yang tidak benar. Orang yang pertama kali menisbatkan kitab Ta’bir Ru’yah atau Tafsir Ahlam ini kepada Ibnu Sirin adalah Ibnu Nadim dalam kitabnya al-Fihrisat yang kemudian di ikuti oleh orang – orang yang datang sesudahnya.

Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman hafizhullah berkata : “Telah dicetak kitab Tafsirul Ahlam al-Kabir (Tafsir Mimpi) yang dinisbatkan kepada Ibnu Sirin dan ini adalah suatu kesalahan. Yang benar adalah ia ditulis oleh Abu Sa’ad al-Wa’izh. Dahulu saya telah menafikan (mengingkari) keshahihan penisbahan nya kepada Ibnu Sirin didalam kitab ku Kutub Hadzdzara Minhal Ulama 2/275 dan sesudahnya dan saya bawakan dalil – dalil atas hal itu dan saya dapati sesudahnya atas nama penulisa nya dan dia –yakni Abu Sa’ad al-Wa’izh termasuk yang meriwayatkan dari Ibnu Juma’I ash-Shaidawi dan thabaqahnya.” [Tahqiq kitab al-Muwafaqat 2/455]


10. Bolehkah Kitab Tafsir Mimpi (Tafsirul Ahlam) dan Semisalnya Menjadi Rujukan Dalam Menafsirkan Mimpi..?
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-‘Utsaimin rahimahullah menjawab : “Sesungguhnya saya menasehati kepada saudara – saudara ku kaum muslimin tentang kitab – kitab tafsir mimpi ini agar tidak memilikinya dan tidak menelaahnya karena kitab – kitab itu bukanlah wahyu yang turun dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Ia hanyalah pendapat yang kadang bisa benar dan terkadang bisa salah. Kemudian, mimpi kadang – kadang sama didalam gambaran nya dan berbeda didalam hakikatnya, sesuai dengan orang dan tempat.” [Diringkas dari Fatawa Nur ‘ala Darb hal 8-9 dan Majmu’ Fatawa Rasail Syaikh Muhammad bin Shaleh al-‘Utsaimin 26/360-361]

Alhamdulillah, semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.
 

Penulis : Prima Ibnu Firdaus ar-Roni al-Mirluny
Sumber : Tulisan ini kami ringkas dan susun ulang dalam bentuk faidah – faidah dari Tulisan Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron dengan Tema Bila Kita Bermimpi (Rubrik Tafsir al-Quran) di Majalah al-Furqon (no 125) Edisi 11 thn ke 11, hal 5 – 11 dan tulisan Ustadz Abu Ahmad as-Salafi dengan tema Catatan – Catatan Terhadap Buku Tafsir Mimpi Menurut al-Quran dan as-Sunnah (Rubrik Kitab) di Majalah al-Furqon (no 123) Edisi 09 thn ke 11, hal 61 – 64


via : http://edho-sikumbang.blogspot.com

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by AsciK Drumming (Muhammad Saref Ascik)