Tuesday, October 9, 2012

Menggugat Kebenaran


Menggugat Kebenaran

Photo © Hesham Alhumaid
Beberapa hari yang lalu selepas sholat Ashar di sebuah Masjid tempat saya tinggal ada seorang mahasiswa yang mengajak saya untuk berdiskusi. Di awal pembicaraan kami tidak ada yang aneh sampai pada sebuah pembahasan terkait kewajiban seorang muslimah untuk menutup aurat atau tentang jilbab. Mahasiswa tersebut mengatakan bahwa jilbab itu hanyalah sebagai perlindungan atau meningkatkan prestige kaum perempuan, maka dengan demikian dapatlah dianggap bahwa jilbab merupakan sesuatu yang lebih bernuansa budaya daripada bersifat religi. Ia meyakinkan bahwa jilbab sudah tidak relevan lagi pada masa kekinian. Saya mencoba menyampaikan dalil-dalil terkait kewajiban untuk berhijab. Namun berbagai argumen dan beribu alasan disampaikan mahasiswa tadi untuk membenarkan pendapatnya. Cerita saya akhiri sampai disini. Mungkin yang disampaikan mahasiswa tadi adalah benar dengan adanya bukti dan argumen yang dibuat-buat, namun apakah itu kebenaran atau hanya pembenaran?
Perdebatan terjadi karena perbedaan sudut pandang atau tidak bertemunya keinginan dengan kenyataan. Orang yang terlibat dalam perbedaan pandangan sampai tahap perdebatan akan menggiring orang lain agar setuju dengan gagasan yang dimilikinya. Oleh karena itu ia telah mempersiapkan berbagai argumen dan dalil untuk mendukung gagasannya. Ia juga telah siap dengan beribu alasan yang dapat mematahkan argumen lawannya. Kebenaran, itulah hasil akhir yang diinginkan dari adanya perdebatan. Sebuah perdebatan sering tidak menemukan titik temu karena pihak-pihak yang terlibat dalam perdebatan merasa kebenaran merekalah yang paling benar. Hal ini sangat mungkin terjadi jika kebenaran yang mereka perdebatkan itu adalah kebenaran menurut manusia. Kebenaran menurut manusia bersumber dari nafsu yang menguasai pikiran.
Orang yang didalam dirinya dipenuhi dengan nafsu yang mendorong kepada kebaikan dan mengarahkan kepada kemuliaan inilah yang disebut sebagai kebenaran yang hakiki. Sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an Surat Al Fajr ayat 27-30, “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. Maka Masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku”. Kebenaran yang dapat melahirkan ketenangan, menyebabkan rasa aman dan menimbulkan kedamaian. Kebenaran ini adalah kebenaran yang selalu mendamaikan karena kebenaran ini selalu bermuara pada bagaimana mengingat Allah SWT dan selalu berujung untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kebenaran inilah kebenaran hakiki. Kebenaran yang sesungguhnya pasti sesuai dengan fitrah manusia. Kebenaran hakiki pasti bermanfaat bagi manusia dan sesuai dengan kebutuhan manusia walaupun kadang manusia tidak mengetahuinya. Kebenaran ini bersifat mutlak dan dapat diterima oleh semua orang. Sehingga kalau bisa disimpulkan kebenaran hakiki adalah segala sesuatu yang telah Allah SWT kehendaki yang sesuai dengan Al-Qur’an dan semua hal yang telah Rasul sampaikan yang selalu mendorong kepada kebaikan dan meningkatkan kemuliaan di hadapan Allah SWT.
Sedangkan orang yang hatinya telah tenggelam kedalam nafsu yang mendorong kepada keburukan maka kebenaran yang mereka sampaikan adalah kebenaran yang palsu. Kebenaran yang dicari-cari untuk membungkus kemaksiatan dan kejahatan yang sesungguhnya. Inilah kebenaran semu, kebenaran yang bisa diperdebatkan, kebenaran yang dapat digugat dan kebenaran yang harus dipermasalahkan. Kebenaran ini adalah kebenaran yang menipu, yang menampakkan kejahatan sebagai kebaikan, dan memutarbalikkan kebaikan menjadi kemaksiatan. Sebagaimana di sebutkan didalam Al-Qur’an Surat Yusuf ayat 83 yang artinya “Ya’qub berkata : “Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan yang buruk (Musawwilah) itu. Kebenaran ini bukanlah kebenaran namun lebih tepat disebut sebagai pembernaran. Pembenaran ini muncul karena tujuan-tujuan tertentu dan keinginan-keinginan tertentu yang jauh dari kebenaran yang hakiki. Inilah yang saat ini marak terjadi. Na’udzubillahi min dzalik.
Bisa ditarik kesimpulan bahwa kebenaran hanya berasal dari Allah SWT. Kebenaran yang hakiki adalah kebenaran yang indah dan kebenaran yang mendamaikan hati. Kebenaran yang bukan berasal dari Sang Kholik dapat dipastikan bahwa itu adalah kebenaran yang palsu dan menyesatkan. Bukan kebenaran namun pembenaran, dan orang-orang yang mencari pembenaran dengan mengotak atik agama, memutarbalikkan dalil adalah bentuk dari kemaksiatan tingkat tinggi. Semoga kita dihindarkan dari mencari-cari pembenaran dan semoga Allah menunjukkan jalan kebenaran kepada kita. InsyaAllah.
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah : 8)
Oleh: Ibnu Setya
Share

Monday, October 8, 2012

Kisah Umar bin Khathab Mengubur Hidup-hidup Puterinya


Kisah Umar bin Khathab Mengubur Hidup-hidup Puterinya

Ada beberapa buah buku yang disebarkan dengan cukup luas di masyarakat yang memuat kisah Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh yang konon telah membunuh seorang anak perempuan dengan menguburnya hidup-hidup, seperti buku Sepuluh Sahabat Dijamin Masuk Surga oleh Muhammad Ali Quthub, terbitan Pustaka Nasional (1984), halaman 50-51. Terdapat juga dua artikel yang disiarkan di dalam surat kabar Harakah. Satunya disiarkan sebagai bahan bacaan untuk kanak-kanak di ruangan Bestari (Harakah, 18 Disember 1998), dan satu lagi artikel hasil penyelidikan satu kumpulan yang memakai nama “Ilham” (Harakah, 30 Nov. 1998). Keduanya memuat cerita yang sama dengan sedikit perbedaan narasinya.
Jika cerita yang seperti itu disiarkan oleh musuh Islam tentu sekali tidak ada maksud lain lagi bagi mereka selain untuk memburuk-burukkan citra Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh sebagai sahabat karib Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan khalifah agung umat Islam.
Cerita yang seperti ini jika disebarkan oleh kalangan Ahlus Sunnah Wal Jamaah, pada pandangan penulis ada dua kemungkinan yang mendorong mereka menyebarkannya. Pertama, karena jahil dan kedua adalah karena menganggap kisah ini berlaku sewaktu Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh berada di zaman Jahiliyah.
Apa peliknya andaikata semasa Jahiliyah itu Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh telah melakukan demikian! Selain itu bukankah ini menunjukkan kehebatan Islam? Dengan kemampuannya yang luar biasa dalam mengubah dan membentuk pribadi manusia, sehingga manusia yang sekejam Umar Radhiyallahu ‘Anh itu pun setelah memeluk Islam menjadi sebaik-baik manusia malah pemimpin Islam contoh untuk umat Islam kemudian.
Bagi penulis, tidak timbul soal kehebatan Islam dalam mengubah kehidupan manusia karena ini pun telah terbukti melalui sekian banyak riwayat-riwayat yang shahih. Tetapi bagaimana dengan cerita kekejaman Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh ini? Apakah kedudukannya? Adakah ia memang berdasar atau ia hanya dongeng dan cerita rekaan semata-mata?
Alangkah berguna kepada para pembaca sekalian sekiranya penulis buku-buku dan artikel-artikel tersebutmengemukakan tempat rujukan kisah ini supaya amanah ilmiah yang mereka bawakan kepada orang banyak itu disampaikan dengan penuh tanggungjawab.
Kisah ini tidak akan dapat ditemui dan didapatlam walaupun bayangannya di dalam kitab-kitab hadits atau kitab-kitab sejarah yang muktabar. Tentu sekali mulanya ia direka oleh musuh Islam, tetapi sungguh malang sekali kita umat Islam hari ini, karena menerima apa saja yang disodorkan dalam bentuk cerita atau kisah-kisah sahabat padahal Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam telah pun bersabda yang berarti;
“Cukuplah seseorang itu menjadi pendusta apabila ia menceritakan apa saja yang didengarnya.” (Hadits Riwayat Muslim)
Tujuan penulis mengoreksi artikel-artikel ini tidak lain adalah untuk memelihara kesucian sejarah hidup sahabat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga untuk memberi peringatan kepada umat Islam umumnya, pendakwah-pendakwah, penulis-penulis dan guru-guru agama khususnya supaya berhati-hati apabila membawa sesuatu kisah berhubung dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabat Baginda Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam karena mereka adalah cermin agama Islam.
Supaya lebih jelas kepada para pembaca, penulis putarkan kembali bagian terpenting dari kisah Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh mengubur hidup-hidup anak perempuannya (sebagaimana yang disiarkan di dalam akhbar tersebut). Begini ceritanya …
“… Umar memejamkan mata. Anak itu ditendangnya masuk ke dalam lubang yang digalinya. la menangis. Umar tidak menghiraukannya. … Umar menutupkan mata dan terpikir, “Oh! Anakku yang manis dan pintar. Mengapa kau dilahirkan sebagai perempuan?” la menangis. Tangannya gementar, tubuhnya menggigil. “Umar, jangan jadi pengecut,” tiba-tiba suara itu terdengar berulang kali di telinganya. Lalu sambil menahan kesedihannya, Umar meneruskan lagi menimbun pasir ke lubang tadi, sehinggalah anaknya itu menghembuskan nafasnya yang terakhir …”
Selain kisah ini tidak terdapat di dalam kitab-kitab shahih dan muktabar, ia juga bertolakbelakang dengan kaidah ilmu periwayatan yang dipakai oleh ulama’ Islam dalam menilai sesuatu cerita.
Di antara alasan yang boleh dikemukakan ialah:
1. Tidak ada satu pun riwayat yang boleh dipertanggungjawabkan untuk membuktikan seorang pun dari kabilah Quraisy pernah mengubur anak hidup-hidup, apatah lagi untuk membuktikan Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh membunuh anak perempuan sendiri.
2. Adat mengubur anak perempuan hidup-hidup berlaku di kalangan setengah-setengah kabilah Bani Tamim dan Asad yang bimbangkan kepapaan menimpa mereka disebabkan anak-anak itu. (Mohd Tayyib An Najjar, Al Qabasu Al Waddha’, halaman 78, Zakaria Bashier, The Meccan Crucible, halaman 24).
Sebagaimana adanya riwayat menyebutkan Qais bin Asim, seorang pemimpin kabilah Bani Tamim yang kemudiannya memeluk Islam, telah mengaku mengubur hidup-hidup 8 orang anak perempuannya di zaman Jahiliyah, di sana terdapat juga riwayat menyebutkan seorang pemimpin dari kabilah yang sama telah menyelamatkan sekian banyak anak-anak perempuan dari dibunuh oleh ibu bapak mereka karena takutkan kepapaan dengan membeli anak-anak perempuan itu.
Di antara pemimpin yang menonjol dalam usaha membasmi adat keji ini ialah Sa’sa’ah bin Naajiah, kakek dari Al Farazdaq (seorang penyair Arab yang terkenal) dan Zaid bin Amar bin Nufail.
Sa’sa’ah telah membeli anak perempuan dari kedua ibu bapak mereka, kemudian memelihara mereka hingga dewasa. Bilangan anak-anak perempuan yang dipeliharanya ialah 360 orang. (Ath Thabarani dalam Al Mu’jamu Al Kabir, jilid 8, halaman 77).
Sementara Zaid bin Amar bin Nufail pula tidak terpengaruh dengan masyarakatnya yang menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sesuatu yang lain malah beliau mencari-cari kebenaran dan sedapat mungkin cuba mengesan serta mengamalkan sisa-sisa peninggalan agama Nabi Ibrahim (‘Alaihis Salam). Beliau juga membeli anak-anak perempuan dari ibu bapak mereka lalu memeliharanya hingga dewasa. Kemudian beliau akan membawa anak perempuan itu kepada dua ibu bapak masing-masing lalu berkata kepada mereka, “Jika kamu suka kepada anak perempuan kamu ini bolehlah kamu mengambilnya, atau kalau kamu tidak mahu biarlah anak-anak perempuan ini bersama saya.” (Bukhari, jilid 1, halaman 540.)
Zaid bin Amar bin Nufail bukan saja dari keluarga Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh malah beliau merupakan sepupu Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh sendiri. Adik perempuan Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh menjadi isteri kepada anaknya Sa’id, manakala anak perempuan Zaid pula menjadi isteri Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh sendiri. Takkanlah dalam keluarga yang terkenal dengan usaha-usaha suci menyelamatkan anak-anak perempuan dari dibunuh oleh orang tua mereka, tiba-tiba seorang yang sangat menyerlah dan terpenting di kalangan mereka melakukan perbuatan terkutuk ini dengan membunuh anak sendiri!
3. Setelah Mekah dibuka, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam berbai’at dengan perempuan-perempuan Mukmin. Di antara ucapan Baginda Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam ialah:  “Kamu tidak lagi akan membunuh anak-anak kamu.” Hindun dengan spontan menjawab, “Kami memelihara mereka semasa kecil, apabila besar kamu pula yang membunuhnya.”
Peristiwa tersebut dicatatkan di dalam kitab-kitab hadits dan kitab-kitab sirah dengan jelas dan terperinci, kata-kata Hindun ini menunjukkan kabilah Quraisy tidak terlibat dengan adat yang keji ini.
Sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim juga membuktikan bahawa Quraisy tidak terlibat dalam pembunuhan anak-anak perempuan iaitu sabda Baginda Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam yang bermaksud;
“Sebaik-baik perempuan Arab ialah perempuan Quraisy. Mereka sangat penyayang terhadap anak-anak yatim sewaktu kecilnya dan mereka amat menjaga kedudukan dan harta benda suami.” (Shahih Muslim, jilid 16 halaman 81)
Apa artinya pujian Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengenai sifat penyayang mereka terhadap anak-anak sekiranya mereka juga seperti kabilah-kabilah lain yang terlibat dengan adat membunuh anak? Sewaktu Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam diutuskan menjadi Nabi, Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh ketika itu berumur 27 tahun. Anak-anak Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh yang lahir sebelum Islam semuanya masih hidup. Mereka ialah Ummul Mukminin Hafsah, Abdullah bin Umar dan Abdul Rahman.
Dalam tradisi Arab, seseorang itu di-kunyah-kan dengan anak sulungnya. Sebagaimana kunyah Nabi kita Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam ialah Abu Al Qasim, kunyah Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh ialah Abu Hafsin yang merujuk kepada Hafsah, anak perempuannya. Ini menunjukkan anak perempuan Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh yang sulung ialah Sayyidatina Hafsah.
Perlu juga diperhatikan bahawa di sepanjang hayatnya, berapa banyakkah isteri Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh dan juga hamba sahayanya di samping anak-anak beliau dengan mereka itu?
Karena sejarah menyimpan semua maklumat isteri-isteri dan anak-anak Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh, Imam Ibnu Al Jauzi dan lain-lain telah menuliskan daftar isteri-isteri Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh dan anak-anaknya serta hamba sahayanya. Beliau menulis, “Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh mempunyai beberapa orang isteri dan mendapat banyak anak.”
Isteri beliau ialah:
  1. Zainab binti Maz’un. Zainab adalah saudara perempuan Utsman bin Maz’un yang terbilang di antara orang yang memeluk Islam di peringkat permulaan, juga merupakan saudara susuan Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dengan Zainab ini Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh telah mendapat tiga orang anak iaitu Hafshah, Abdullah, dan Abdul Rahman.
  2. Atikah binti Zaid bin Amar bin Nufail. Dengannya beliau mendapat seorang anak lelaki bernama ‘lyadh.
  3. Isteri yang ketiga ialah Jamilah binti Tsabit bin Aflah. Dengannya beliau mendapat seorang anak lelaki bernama ‘Ashim.
  4. Ummul Hakam binti Al Harits bin Hisyam. Dengannya beliau mendapat anak perempuan bernama Fatimah.
  5. Ummul Kultsum binti Jarwal bin Malik. Dengannya beliau mendapat dua orang anak bernama Ubaidullah dan Zaid Al Akbar.
  6. Ummul Kultsum binti Ali bin Abi Talib. Dengannya beliau mendapat dua orang anak bernama Zaid Al Ashghar dan Ruqayyah.
  7. Dari hamba sahayanya yang bernama Fukayyah dan Luhayyah juga Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh telah mendapat anak. Dengan Fukayyah dia mendapat anak perempuan bernama Zainab dan dengan Luhayyah beliau mendapat anak bernama Abdul Rahman Al Ausath dan Abdul Rahman Al Ashghar.
Jadi anak-anak Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh adalah seperti berikut:
Lelaki:
  1. Abdullah
  2. Abdul Rahman Al Akbar
  3. Abdul Rahman Al Ausath
  4. Abdul Rahman Al Ashghar
  5. Zaid Al Akbar
  6. Zaid Al Ashghar
  7. Ubaidullah
  8. ‘Ashim
  9. ‘lyadh
Perempuan:
  1. Hafshah
  2. Ruqayyah
  3. Fatimah
  4. Zainab
Dari isteri pertamanya Zainab binti Maz’un, Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh hanya mendapat tiga orang anak yaitu Ummul Mukminin Hafsah, Abdullah bin Umar dan Abdul Rahman Al Akbar. Hafsah adalah anak sulungnya dengan Zainab binti Maz’un, sebab itulah beliau dikunyahkan dengan Abu Hafsin.
Pada ketika beliau memeluk Islam, beliau mempunyai hanya 3 orang anak ini saja. Kalau begitu anak yang manakah yang ditanam hidup-hidup oleh Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh itu? Apakah namanya dan apakah nama ibunya? Kalaulah Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh betul-betul tidak suka atau bencikan anak perempuan, kenapa pula beliau sanggup memakai kunyah Abu Hafsin?
Selain dari alasan yang disebutkan tadi, adakah logik Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh baru mengetahui jantina sebenar anaknya hanya setelah anak itu berumur 4 tahun?
Mungkin juga orang yang mula-mula menyebarkan kisah ini terkeliru dengan riwayat Wadhin yang dikemukakan oleh Imam Daarimi di dalam Sunan-nya, atau mungkin ia pura-pura terkeliru.
Riwayat itu menyebutkan bahwa ada seorang lelaki mengadap Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu dia berkata, “Wahai Rasulullah! Kami dahulu orang-orang Jahiliyah. Kami menyembah berhala dan membunuh anak-anak. Saya pernah mempunyai seorang anak perempuan. Bila saya memanggilnya dia berlari-lari datang kepada saya dan sangat ceria. Pada suatu hari saya memanggilnya. Dia terus mengekori saya. Berdekatan dengan tempat itu ada satu telaga. Saya memegang tangannya dan mendorongnya masuk ke dalam telaga. Kata-kata terakhir yang terkeluar dari mulutnya ialah, ‘Ayah!’”
Mendengar ceritanya itu Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menangis. Orang-orang yang ada berdekatan dengan Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada orang itu, “Kamu betul-betul telah menyedihkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.” Nabi bersabda, “Orang ini datang bertanyakan sesuatu yang lebih penting dari itu (kesedihan Rasulullah).” Seraya Baginda Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada orang itu, “Ceritakan sekali lagi kisah itu.” Orang itu pun mengulangi lagi sekali kisah tersebut menyebabkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menangis sehingga basah janggutnya.
Kemudian Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Perkara-perkara yang telah dilakukan oleh mereka di zaman Jahiliyah telah dihapuskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan masuknya mereka ke dalam Islam. Sekarang mulaikanlah amalan-amalan yang lain.” (Sunan Daarimi, jilid 1, halaman 3)
Ini adalah satu kisah dari seorang yang tidak diketahui siapa orangnya dan apa namanya. Mungkin orang-orang yang mempunyai maksud jahat telah mengaitkan cerita ini dengan Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh padahal cerita ini pun jika ditimbang dengan neraca ilmu riwayat juga tidak dapat disabitkan karena Wadhin adalah merupakan perawi teratas, lahir pada tahun 80 H dan wafat pada 149 H, sedangkan dia tidak pula menceritakan perawi lain di atasnya. Tidak mungkin dia telah mendengar sendiri kisah ini 80 tahun sebelum kelahirannya!
Dalam istilah ilmu hadits, riwayat seperti ini dinamakan riwayat munqathi’, karena perawi di atasnya tidak disebutkan. Selain itu Wadhin itu sendiri adalah seorang yang dipertikaikan oleh ulama’ rijal hadits tentangnya. Imam Bukhari, Muslim, dan Nasa’i tidak mau menerima riwayatnya. Ibnu Saad berkata, “Dia seorang yang dhaif.” Abu Hatim berkata, “Sebagian riwayatnya baik, tetapi sebagian yang lain sangatlah buruk.” Jauzajani berkata, “Riwayat-riwayatnya adalah lemah.” (Mizan Al I’tidal, jilid 4, halaman 336). Hafidz Ibnu Hajar menulis bahwa, “Ingatannya sangat jelek di samping tertuduh berfahaman Qadariyah.” (Taqribu At Tahzib jilid 2 halaman 331)
Bila riwayat itu sendiri tidak tahan diuji, di samping orang yang berkenaan pula tidak disebutkan dengan jelas namanya, kenapa pula ada orang yang pandai-pandai mengaitkannya dengan Sayyidina Umar Radhiyallahu ‘Anh? Tentu sekali perbuatan seperti ini tidak berani dilakukan dengan sengaja, kecuali oleh musuh-musuh Islam.
Rep/Red: Shabra Syatila
Sumber: Maulana Muhammad Asri Yusuf

via : http://fimadani.com
Share

Saturday, October 6, 2012

Tata cara sholat jenazah


CARA SHOLAT JENAZAH

Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia.
Hukum melakukan shalat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Adapun syarat-syarat shalat jenazah adalah sebagai berikut:
Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus menutup aurat, suci dari hadats besar dan kecil, suci badan, pakaian dan tempatnya serta menghadap kiblat.
Mayit sudah dimandikan dan dikafani.
Letak mayit sebelah kiblat orang yang menyalatinya, kecuali kalau shalat dilakukan di atas kubur atau shalat gaib.
A. Rukun dan Cara Mengerjakan Shalat Jenazah
Shalat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan adzan dan iqmat. Setelah berdiri sebagaimana mestinya, maka:
1. Niat melakukan shalat mayit dengan 4 kali takbir.
Niatnya: (untuk mayit laki-laki)
Ushallii alaa hadzal mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’alaa.
Artinya: 
Aku niat shalat atas mayit ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah.
Niat (untuk mayit perempuan)
Ushallii alaa haadzihil mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa.
2. Takbir Pertama
Setelah takbiratul ihram, yakni setelah mengucapkan “Allahu akbar” sambil meletakan tangan kanan di atas tangan kiri di atas perut (sidakep), kemudian membaca Al-Fatihah, setelah membaca Al-Fatihah lalu takbir “Allahu akbar”
3. Setelah takbir kedua, lalu membaca shalawat:
Allahumma shalli ‘alaa Muhammad
Artinya:
“Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad”
Lebih sempurna lagi jika membaca shalawat sebagai berikut:
Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa’alaa aali Muhammadin. Kamaa shallaita ‘alaa Ibrahim wa ‘allaa aali Ibrahim. Wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aalii Muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa Ibrahim wa ‘alaa aali Ibrahim fil-‘aalamiina innaka hamiidummajid.
Artinya:
“Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad dan atas keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad dan para keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan para keluarganya. DI seluruh ala mini Tuhanlah yang terpuji Yang Maha Mulia.”
4. Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca doa:
Allahummaghfir lahuu warhamhu wa’aafihii wa’fu’anhu.
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dab sejahtera, maafkanlah dia.”
Lebih sempurna lagi jika membaca doa:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ

مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ

 وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ

 وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ

 وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّار

Allahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) wa’aafihii (haa) wa’fu ‘anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa) wawassa’madkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa’I watstsalji wal-baradi wanaqqihi (haa) minal-khathaayaa kamaa yu-naqqatats-tsaubul-abyadhu minad-danasi waabdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa adkhilhul jannata wa a’iduhu min ‘adabil qabri wa ‘adabin nar
Artinya:
“Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah ia dari siksa kubur dan azab api neraka.”
(HR. Muslim)
Keterangan:
Jika mayit perempuan kata lahu menjadi lahaa.
Jika mayit anak-anak doanya adalah:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًَا لِاَبَوَيْهِ وَسَلَفًا وَذُخْرًا

وَعِظَةً وَاعْتِبَارًا وَشَفِيْعًا وَ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا

وَاَفْرِغِ الصَّبْرَعَلىٰ قُلُوْبِهِمَا وَلاَ تَفْتِنْهُمَا بَعْدَهُ

وَلاَ تَحْرِ مْهُمَا اَجْرَهُ

Allahummaj’alhu faratan li abawaihi wa salafan wa dzukhro
wa’idhotaw  wa’tibaaraw wa syafii’an wa tsaqqil bihii mawaa ziinahuma
wa-afri-ghish-shabra ‘alaa quluu bihimaa wa laa taf-tin-humaa ba’dahu
wa laa tahrim humaa ajrahu
Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai titipan, kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat serta syafa’at bagi orangtuanya. Dan beratkanlah timbangan ibu-bapaknya karenanya, serta berilah kesabaran dalam hati kedua ibu bapaknya. Dan janganlah menjadikan fitnah bagi ayah  bundanya sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada dua orang tuanya.”
5. Selesai takbir keempat, lalu membaca:

اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْناَ أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَناَ وَلَهُ

Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfir lanaa wa lahu.
Artinya:
“Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau member kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”
6. Kemudian setelah salam membaca:
As-sallamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.
Artinya:
“Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”
B. Keutamaan dilakukannya Shalat Jenazah
Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa menghadiri jenazah sampai jenazah itu disalati, maka ia mendapatkan satu qirath. Dan barang siapa menghadirinya sampai jenazah itu dikuburkan, maka ia mendapatkan dua qirath. Ada yang bertanya: Apakah dua qirath itu? Rasulullah saw. bersabda: Sama dengan dua gunung yang besar.” (HR Abu Hurairah)
Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa menyalati jenazah, maka ia mendapatkan satu qirath. Jika ia menghadiri penguburannya, maka ia mendapatkan dua qirath. Satu qirath sama dengan gunung Uhud.” (HR Tsauban)
NB: untuk menambah pemahaman tentang sholat jenazah saya link kan dengan video di youtube cara sholat jenazah untuk laki laki dan untuk perempuan agar suara tidak bercampur silahkan di “PAUSE” live musik di sidebar sebelah kanan anda.
mudah mudahan bermanfaat
Share

Friday, October 5, 2012

KUMPULAN ILMU MAHAL DARI TWITTER (PROJECT 2)


"Dan berilah peringatan(agar taat kepada Allah) kepada kerabat2mu yg terdekat" (Qs. Asy-Syu'ara, 26: 214)
"Dan sesungguhnya amal yang paling Allah sukai ialah yang terus-menerus dikerjakan walaupun sedikit." (HR Abu Dawud)
Jika kamu hendak masuk rumah,sebaiknya kamu ucapkan salam,karena hal itu akan membawa keberkahan bagi kamu&keluargamu(HR Tirmidzi)
Sebaik-baik rumah kaum Muslimin ialah rumah yg terdapat di dalamnya anak yatim yg diperlakukan (diasuh) dengan baik (HR Ibnu Majah)
Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan (melakukan maksiat). (HR Bukhari)
"Barangsiapa masuk kdalam kubur tanpa membawa bekal, seakan-akan ia mengarungi lautan tanpa perahu." (Abu Bakar Ash-Shadiq)
"Barangsiapa mampu mengendalikan hawa nafsunya, sungguh ia bebas dan merdeka." (Ali bin Abi Thalib)
Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.(HR. Bukhari dan Muslim)
"Barang siapa yg tidak mensyukuri yg sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yg banyak." (HR. Ahmad)
Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian (HR. Muslim)
Membicarakan nikmat Allah termasuk syukur, sedangkan meninggalkannya merupakan perbuatan kufur. (HR. Ahmad)
"Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka ia dalam kerugian." (Al Hadist)
Ingatlah, dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tentram. (QS. ar-Ra’d: 28)
Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.(QS. At Taubah: 40)
"Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang." (HR. Bukhari)
Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(QS. An Nahl: 97)
"Sesungguhnya, ada 2 hal pada dirimu yang dicintai oleh Allah, yaitu lemah lembut dan tidak mudah marah." (HR.Muslim)
Sesungguhnya, apabila seseorang terlilit utang, maka bila berbicara ia akan dusta dan bila berjanji ia akan pungkiri(HR. al-Bukhâri)
kalo ada yg bilang " gaya bgt sich lo pake satus agamis ! \ jwb aja : doakan gw ya, biar gw jd manusia yg Istiqomah dlm beribadah
Barangsiapa berbuat baik kepadamu, balaslah dia, jika engkau tidak mampu, berdoalah untuknya (HR Baihaqi)
"Seorang hamba masih dalam keadaan baik selama ia menyadari dan mengetahui sesuatu yg merusak amal-amalnya." (Hasan Al-Bashri)
Apabila seseorang di antara kalian makan hendaknya ia makan dengan tangan kanan dan minum hendaknya ia minum dengan tangan kanan (HR Muslim)
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang." (Muttafaqun 'alaih)
Sburuk2 kaum adlh yg tdk mengenal Allah scr benar kec di bln Ramadhan saja, pdhal org shalih adlh yg bribadah dgn sungguh2 di sepanjang thn.
 12. Jauhi dosa, bagusin ibadah. Ini tips jitu yg ringkas bagi mereka yg ga mau galau. Jgn sampe Allah cabut ketenangan hidup.
 11. Hati yg galau, bs jg sbg pertanda sdg diisi/diganggu syetan. Sgr a'uudzu billaahiminasy-syaithoonirrojiim.
 10. Galau itu jg tanda miskin ilmu, miskin iman, miskin nasihat, kurang ngaji, kurang tauhidnya, kurang denger nasihat.
Sesungguhnya Alloh mencatat semua amal kebaikan dan keburukan (HR Bukhari)
Bersyukur saat sukses, itu hal biasa. Tapi saat menghadapi beban kesulitan, bisa tetap bersyukur itu perlu 'belajar'.
Berani menghadapi kenyataan adlh salah satu cara membuang kekhawatiran. Kecemasan tak datang dari luar, tapi dari dalam diri kita!
"Satu Dirham yg disedekahkan ketika sehat & bakhil, lebih baik dari seratus Dirham yg diwasiatkan ketika akan mati." (Ibnu Mas'ud)
Siapa yg mengajak kebaikan maka baginya pahala seperti pahala orang yg mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.(HR. Muslim)
"Rasulullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang hasil penjualan anjing, mahar (hasil) pelacur, dan upah dukun." [HR 3 Imam]
"Barangsiapa berbuat baik kepadamu, balaslah dia, jika engkau tidak mampu, berdoalah untuknya." (HR.Baihaqi)
"Orang yang minum dengan wadah yang terbuat dari perak, sesungguhnya menggelegak dalam perutnya api neraka Jahanam."
"Apabila 2 org muslim saling brtarung dgn mnghunus pedang mrk, mk pmbunuh& yg trbunuh, keduanya akan masuk neraka."
Rasulullah Saw bersabda: Allah meridhai seorang hamba yang sekali memakan makanan atau minuman lalu memuji Allah atasnya.(HR.Muslim)
Allah akan mengangkat derajat orang yang memberi maaf kepada orang lain.(HR.Muslim)
Sabar akan sulit dimiliki oleh orang yang cinta duniawi, yang sangat merasa 'memiliki'
"Rasulullah Saw menyebut-nyebut Allah setiap waktu (berzikir)." (HR. Muslim)
Nafkah seorang muslim kepada keluarganya karena mencari pahala dari Allah adalah sedekah.(Muttafaq'alaih)
Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan, hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.(HR.Tirmidzi)
Seseorang itu menderita bukan karena kenyataan, orang itu menderita karena tidak bisa menerima kenyataan.
Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yg lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan & menghapus darinya dosa. (HR.Bukhari)
Kaya bukan di ukur dari banyaknya harta dunia, namun kaya adalah hati yg selalu merasa cukup.(HR.Bukhari)
Ya Allah, cukupilah aku dengan rizki-Mu yang halal (supaya aku terhindar) dari yang haram.(HR.Tirmidzi)
Rasulullah Saw ditanya ttg peranan kedua orang tua. Beliau menjawab: 'Mereka adlh (yg mnyebabkan) surgamu atau nerakamu'.(HR. Ibnu Majah)
"Apabila terdpt 3 org, mk janganlah 2 orang (di antara mereka) berbisik2 tanpa menyertakan yg lain." (Shahih Muslim)
Di antara akhlak seorang mukmin adalah baik dalam berbicara, tekun bila mendengarkan, berwajah ceria, dan menepati janji.(HR. Ad-Dailami)
Termasuk dari kesempurnaan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.(HR.Tirmidzi)
"Barang siapa mencari popularitas dengan amal perbuatannya, maka Allah akan menyiarkan aibnya."
"Relalah dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya." (HR Ahmad)
Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.(HR. Bukhari dan Muslim)
"Salah satu tanda bahwa seseorang itu mendapat taufikdan hidayah Allah adalah terpelihara imannya ketika menghadapi musibah." (Abu Ali)
Kaum mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya diantara mereka.(HR. At Tirmidzi)
Jauhilah dosa-dosa kecil karena bila berkumpul pada seseorang akan menghancurkan dirinya.(HR Ahmad)
Orang yg kuat itu adalah orang yg bisa mengendalikan dirinya ketika marah (HR Bukhari)
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bersih hatinya dan selalu benar atau jujur lisannya.(HR.Ibnu majah)
Barangsiapa masuk surga, ia bersenang2 & tidak bersedih,pakaiannya tidak usang & mudanya abadi (tidak akan tua).(HR.Muslim)
"Perkataan yang sia-sia itu racun, zikir itu obatnya."
Melatih seorang pendiam u/ bicara, sama sulitnya melatih seorang emosional u/ sabar. Apa yg salah?
Sebab2 paling banyak memasukkan manusia ke surga?Beliau jawab, "Ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang baik."(HR Tirmidzi )
"Perbanyaklah istighfar dmn pun kalian berada karena sesungguhnya kalian tdk mengetahui kapan turunnya ampunan Allah SWT." (Hasan Al-Bashri)
Laksanakan segala apa yg diwajibkan Allah, niscaya kamu menjadi orang yg paling bertakwa (HR Thabrani)
Cari duit yg banyak, kemudian korban kan untuk dakwah... Sebarkan agama keseluruh Alam... K? Semangaat!
Bekerja (ma'ishah) itu nyari duit, dakwah itu ngabisin duit,Kalo ada yg bilang dakwah trus dapat duit berarti itu bkan dakwah tapi ma'ishah
“Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang penyayang.” [HR. Bukhori]
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya mayit akan disiksa karena tangis ratapan (penyesalan) keluarganya. (HR.Muslim)
Mau HidupEnak, HidupSeneng, HidupMulia, HidupTerhormat, HidupKaya, usahakan kalo dipanggil Allah, lsg dtg. Sigap. OnTime. *paham?
"Barang siapa melongo0k ke dlm rumah suatu kaum tanpa izin mrk, maka mrk boleh mencungkil matanya." (Shahih Muslim).
Nabi SAW bersabda,"Ketakwaan itu sumbernya di sini." Seraya beliau mengisyaratkan kepada dadanya." (HR.Muslim)
Nabi Muhammad SAW. bersabda: "Allah SWT itu memiliki 99 nama yang bagus. Barang siapa yang mampu menghafalnya, maka dia akan masuk surga."
Nabi Ibrahim as berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat" (QS. Al Hijr:56).
Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan. ﴾ Al Hijr:4 ﴿
Orang-orang yang kafir itu seringkali(nanti di akhirat)menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.﴾Al Hijr:2﴿
"Maka barang siapa yg mengikuti petunjukKu,niscaya tdk ada kekhawatiran atas mereka, dan tdk(pula)mereka bersedih hati." (QS. Al Baqarah:38)
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya…﴾ Thaahaa:132 ﴿
"Lidahku adalah binatang buas. Kalau aku lepaskan, ia akan memangsaku." (Thawus Al-Yamani)
14. Menerima iman memuliakan Bilal ra yang hina Menolak iman menghinakan Abal Hakam (abu jahal) yang mulia
13. Menerima iman adalah jalan keselamatan Menolak iman adalah jalan kecelakaan
7. Masalah" kt adlh krn kt bermasalah dengan Allah, kl kt brmasalah dgn Allah mk hidup kt akan penuh dgn masalah, perbaiki hubungan dg Allah
6. BarangSiapa yg mencari kemuliaan diluar Agama, maka Allah swt pasti akan hinakan mereka...
5. Belum tentu juga org " miskin itu menderita, karna pabila org miskin itu beriman n beramal sholeh pasti akan Allah bahagiakan...
4. ga ada jaminan kebahagiaan dlm harta benda n kemewahan " dunia... Belum tentu org " kaya itu bahagia...
2. 1 org beriman yg Jelek n miskin lebih baik n lebih mulia drpd org kafir ganteng n kaya diseluruh dunia ini... 
1. Nikmat yang paling besar vg Allah berikan kepada manusia adalah Nikmat IMAN, 
Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman. (HR. Thabrani)
Katakanlah:sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam(QS 6:162)
"Laki-laki adalah pemimpin di tengah keluarganya, dan ia harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya." (HR. Bukhari)
3 sifat manusia yang merusak: 1). Kikir yang dituruti 2). Hawa nafsu yang diikuti 3). Mengagumi diri sendiri yang berlebihan.
Adu pandangan yang sudah nikah itu nikmat.. Pandang-pandangan pacar itu maksiat.. | 
Mesranya yang sudah nikah itu Subhanallah.. Mesranya yang pacaran itu haram.. | 
Share
 
Design by AsciK Drumming (Muhammad Saref Ascik)