Friday, October 11, 2013

SALAH KAPRAH (part 2)

SALAH KAPRAH (part 2)

Bedakan Antara Dakwah Dan Taklim

Ketika telinga kita mendengar kata Da’wah, mata melihat tulisan Da’wah, benak kita membayangkan bahwa perkara ini pasti yang berkaitan dengan Khotbah, Ceramah, dan hal-hal yang ilmiah?

Da’wah ini artinya mengajak, artinya siapapun yang mengajak kepada Allah dia telah melakukan da’wah, berbeda dengan Ta’lim yang artinya mengajar, ini memang perlu keahlian dan ilmu yang dipersyaratkan.

Maka Da’wah ini adalah tugas semua orang Islam yang sudah ada kalimat Laa Ilaaha Illallah.

Kalau ada yang mengatakan Da’wah itu harus berimu tinggi, harus pakai dalil, pakai ayat, pakai hadits, kitab tertentu,… hal ini masih rancu antara Da’wah (mengajak) dan Ta’lim (mengajar).

Jika kita mengatakan Da’wah harus berilmu tinggi, jangan-jangan kita ini termasuk penghalang dalam Da’wah. Karena mempersulit Da’wah.

Untuk berda’wah dalil yang sederhana ;

“Sampaikan dariku walau satu ayat”, (hadits)

“Jika kau melihat kemungkaran cegahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu dengan lisanmu, jika tidak mampu dengan hatimu, dan jika demikian adalah selemah-lemah iman”.(hadits)

Untuk Hal yang sifatnya sudah umum/kita sudah tahu maka “lakukan saja”. Mengajak Sholat berjamaah, melarang berjudi dsb. Bahkan Alim ulama sampaikan kalau kita membangunkan anak kita dipagi hari untuk Sholat subuh, inipun sudah Da’wah.

Rasulullah dalam berda’wah kepada Sahabat kadang menggunakan Tamsil agar lebih mudah diterima, begitupun Alim ulama juga sering memberi contoh kepada kita dengan tamsil, kitapun tentunya juga tidak salah membuat tamsil-tamsil untuk memberi kemudahan kepada orang yang kita Da’wahi (Mad’un).

Marilah ber-Da’wah , sesuai kapasitas kita, sesuai apa yang kita sudah tahu, syukur lagi yg sudah kita amalkan kalau kita mati, amalan Da’wah kita tetap mengalir kepada kita.

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…….” (QS Ali Imran : 110) kita adalah Da’i yang sedang di kantor, kita da’i yang sedang di pasar, dsb.

Hari ini Islam susah berkembang karena merasa diri kita sebagai pegawai, pedagang, petani, dsb. Inilah kesalah pahaman umat hari ini. Sehingga kita tidak peduli sahabat tidak sholat, tidak peduli sahabat maksiat.

Dan ingat bahwa Da’wah yang dicontohkan oleh Nabi adalah Da’wah dengan (mahabah) Kasih sayang sebagaimana ketika Rasulullah di tolak Da’wah beliau di Tho’if (kaum Tsaqif) Nabi tetap sayang kepada kaum Tsaqif tersebut.

Jika amalam kita ingin diperbaiki oleh Allah dan dosa kita digugurkan oleh Allah inilah jalanNya DA’WAH.

Dak’wah yang akan membawa umat kembali jaya sebagai era sahabat memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

1. Mendatangi Umat, bergerak laksana awan (tidak diundang)

2. Korban harta dan diri (bukan mencari materi dari Da’wahnya, justru mengorbankan yg dimiliki untuk agama)

3. Ijtima’iat (melibatkan orang lain , Saudara sahabat, tetangga dsb) serta memiliki tertib yang sama seluruh dunia.

Semoga Allah bimbing kita menjadi Da’i dan tidak terkesan kepada para penghalang Da’wah. (penghalang Da’wah hanyalah Makhluk Allah yang tidak memberi manfaat dan mudhorot kecuali atas izin Allah).

#AmalkanAgamaSesempurnaMungkin
Share

Monday, October 7, 2013

SALAH KAPRAH (part 1)

SALAH KAPRAH

banyak org MENYANGKA jika tulisan² kebaikan d dunia maya itu sebagai bentuk DAKWAH padahal SALAH BESAR jika mereka MEMAHAMI HAKIKAT dari syahadat
Sesungguhnya tulisan² di DUNIA MAYA itu HANYA SUATU BENTUK upaya untuk MENGURANGI BERKATA SIA² BELAKA,.

Mengapa demikian??

syahadat terdiri dari 2 kalimat
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ TIADA TUHAN SELAIN ALLAH 
☞ ini merupakan kalimat IMAN yg meyakini HANYA ALLAH S.W.T sajalah yg bisa beri safaat & mudarat (allah kuasa mahluk tak kuasa) Allah kholiq "meciptakan", Allah malik "memelihara", Allah rozik "memberi rizki"

محمّد رسول الله MUHAMMAD UTUSAN ALLAH
☞ ini merupakan kalimat AMAL dimana SEMUA AMAL dari bangun tidur sampai tidur lg bahkan sampe tidur gga bangun² lg SEBISA MUNGKIN harus DENGAN CARA RASULULLAH S.A.W tdk ada cara lain,.

BAGAIMANA CARA DAKWAH RASULLULAH S.A.W?
Silahkan BACA SURAH YASIN 

Mau dakwah? Banyak² MENJUMPAI/MENDATANGI umat bukan DIDATANGI UMAT

Rasulullah menyebarkan agama dari rumah ke rumah di kota Makkah, JIKALAU telapak kaki Rasulullah mengeluarkan tinta merah maka merahlah semua jalanan di kota itu, karena tak ada satu pun jalanan yang tidak dilalui oleh Rasulullah. Rumah paman beliau sendiri yaitu Abu Jahal tidak bosan didatangi, walaupun berkali-kali ditolak.

Ketika Fatimah Radhiyallahu’anha sangat sedih melihat keadaan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam sekembalinya dari berkeliling, dengan kulit yang menghitam terbakar matahari dan pakaian yang kusam. Maka Rasullulah bersabda “Wahai Fatimah! janganlah engkau bersedih. Sesungguhnya Allah S.W.T telah mengutus ayahmu dengan suatu hal yang tidak akan tersisa satu rumahpun di muka bumi ini. Baik di kota maupun di desa, melainkan Allah memasukan ke dalamnya kemuliaan atau kehinaan (jika mereka menolak), sehingga (agama ini) tersebar sebagaimana tersebarnya malam.” (HR.Ath thabrani~ kanzul Ummal)

Tercantum dalam sejarah, bahwa Rasulullah HANYA DUA KALI mengumpulkan orang banyak di tempat terbuka (tabligh akbar), yaitu ketika tiba di SIDRATUL MUNTAHA (Dalam peristiwa isra’ Mi’raj) yang pada saat itu dibubarkan oleh Abu Lahab, dan ketika HAJI WADA’ di mana wahyu terakhir turun dengan pembentukan dan pengiriman jamaah untuk khuruj fi sabilillah yang pertama kali sebelum beliau wafat, yang pemberangkatannya dilanjutkan oleh Abu Bakar R.A dan dipimpin oleh Usamah R.A. Usaha dakwah lainnya dilakukan dengan berjaulah dari pintu ke pintu dan dari kabilah ke kabilah.

Setiap ucapan Bani Adam itu membahayakan dirinya (tidak memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar ma'ruf dan nahi munkar serta berdzikir kepada Allah azza wa Jalla (HR. Turmudzi)

Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain berdzikir kepada Allah, sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa dzikir kepada Allah akan mengeraskan hari, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras. (HR. Turmudzi)

Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam (HR. Bukhari Muslim).

✪Dunia ki zindegi thori, akhirat ki zindegi bara✪
#AmalkanAgamaSesempurnaMungkin
Share
 
Design by AsciK Drumming (Muhammad Saref Ascik)