Sunday, September 30, 2012

Fakta Dibalik Nama Nabi Muhammad SAW


Nama dari Nabi besar umat Islam sedunia, yakni Nabi Muhammad SAW memiliki banyak makna yang tersirat dari sebuah nama sederhana tersebut. Entah ini adalah mukjizat dari Allah SWT atau hanya kebetulan semata apabila ada fakta - fakta menarik dari huruf yang tersusun dari nama Muhammad.


Kata Muhammad, jika kita gabungkan dalam bentuk normal mim ha mim dal, maka akan menjadi sebuah sketsta seorang manusia. Sudah maklum adanya bahwa sebaik - baik mahluk / ciptaan yang pernah diciptakan oleh Tuhan di alam semesta ini adalah manusia dengan kelebihan akal mereka, sementara mahluk lain hanyalah hayawan dan planet - planet yang penuh rahasia.

www.belantaraindonesia.org

kata Ahmad, jika kita cermati satu - persatu hurufnya maka huruf - huruf itu akan mennggambarkan sosok orang yang sedang melakukan sholat, tahukah kita bahwa sholat merupakan sebaik - baik doa dan ibadah yang pernah diperintahkanNya.

www.belantaraindonesia.org

Kata Muhammad jika digabungkan huruf - hurufnya maka akan berbentuk layaknya manusia yang sedang sujud dalam shalat. dalam ritual sholat Sujud merupakan inti dari semua rukun - rukunnya, karena pada saat sujud manusia menundukkan 8 bagian tubuhnya di bumi bukti kepasrahan total kepada sang pencipta. hmmm betapa rahasia Tuhan sangat menggetarkan hati, saya yakin masih banyak tersirat rahasia - rahaisa lain dibalik sosok, nama dan semua yang berkaitan dengan sang kekasih sejati 'Habibullah: Muhammad'.

www.belantaraindonesia.org

Nama Muhammad memang sangat fenomenal dan telah menjadi buah bibir semenjak zaman nabiAdam As masih bersemayam di surga, secara tidak sengaja Adam As melihat nama ini di dinding - dinding surga yang selalu disandingkan dengan asma Allah SWT. Walhasil Adam menjadi penasaran dengan nama ini dan memberanikan diri untuk menanyakan langsung rahasia dibalik penulisan nama Muhammad?

Allah SWT menjawab : dia adalah kekasihku “Habibullah” , Muhammad adalah salah satu dari keturunanmu yang akan diutus sebagai nabi terakhir, walaupun di utus sebagai nabi terakhir, Muhammad adalah Pioner dari para utusanku di akherat kelak. Dan saya menciptakan alam semesta seisinya ini semata - mata hanya untuk dia.

Dalam masalah aqidah, Keislaman seseorang tidak akan sah dan tidak di sebut sebagai muslim sebelum nama Muhammad di sebutkan setelah nama Allah SWT , demi melengkapi penyaksian (syahadat ) akan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Para salaf soleh ( ulama - ulama soleh zaman dulu ) sangat menganjurkan untuk memberikan nama anak - anak kita dengan nama Muhammad atau Ahmad, mereka berkeyakinan bahwa sebuah keluarga akan lebih barokah dan tentram jika salah satu anaknya dinamakan dengan nama sang Nabi ini.

Sebagian guru agama atau Kyai yang mengerti rahasia dari nama ini sangat sungkan dan enggan memberikan hukuman atau memukul murid - muridnya yang kebetulan bernama Muhammad atau Ahmad. Walaupun dia memang bersalah dan layak di hukum. Hal ini demi adab dan menjaga diri dari menciderai keagungan Nabi Muhammad SAW.

Bahkan menurut satu keterangan ( dhaif ), para Malaikat yang menjaga neraka dan menyiksa orang - orang yang berdosa disana akan memberikan dispensasi khusus kepada para Musliminyang sempat mampir di neraka dan memiliki nama ini, sehingga tidak menerima hukuman yang sama dengan para penghuni neraka lain sebelum akhirnya dimasukkan ke sorga.

Akhirnya, berhati - hatilah dan bersikaplah bijak sebisa mungkin dengan orang - orang yang bernama Muhammad, bukan karena kita takut, enggan atau apapun, akan tetapi demi menjaga martabat sang Nabi dan kemuliaannya maka penghormatan kita pada orang - orang yang kebetulan memiliki nama tersebut akan dibalas oleh Allah SWT dan kekasihnya Muhammad SAW.

via : http://www.belantaraindonesia.org

Share

Guerilla Drum Making


Guerilla Drum MakingEver wonder why the process of crafting custom drums is so vague? We've all seen the brief overviews, hasty presentations, and the quick before to after photo shoots. But what really goes on behind the scenes and why haven’t they shown us the REAL science of creating these amazing stains and wrapped finishes? Probably because the procedure is a lot simpler than you think- sure it can be tedious, but they’re take on it is: If YOU knew how to do it….YOU would!
That's exactly what John Dutra has done with the release of The Guerrilla Drum Making DVD. This DVD provides the insight you need to start making your own drums with no experience necessary. All that's needed are some simple tools and soon you'll be on the way to becoming your own custom drum company! Whether it be a snare drum or an entire kit, this DVD has everything you need.
Whether you’re a novice drum builder looking for a simple and cost-effective way to build drums or an experienced drum builder trapped in the world of limits, Guerrilla Drum Making is a compass for visual aids and new building ideas. Forget the old concept of needing specialized equipment to produce a custom drum set –there’s no need for them. Whether your dream drum set is a laminate drum wrap with intricate stripes, covered in exotic wood veneers, stained with a beautiful dye, covered in a sunburst or fade, this DVD is the blueprint for your creative ideas. You can do it all. Join guerrilla drum makers around the world and watch how to: -Work with new or used drum shells -Veneer drums with exotic woods -Wrap drums with striped laminates -Shoot a sunburst or color fade with aerosol cans -Properly use alcohol and water based dyes -Create high gloss, mirror finishes -Apply satin finishes -Work with acrylics -Design multiple lug layouts and hardware options for rack toms, floor toms, bass drums, and snare drums The only power tool you’ll need is a drill.

Language: English
Year: 2008
Country: USA
Running time: 85 min
Quality: DVDRip
Video: MPEG4 720x416 29.97 fps 1319 kb/s
Audio: Mp3, 44.1 Khz, stereo, 128 kb/s
Booklet: No
Size: 807 Mb

Guerilla Drum Making

Just download Guerilla Drum Making for free and leave comment for mates.

Share

Peter Magadini - Polyrhythms: The Musician's Guide


Peter Magadini - Polyrhythms: The Musician's GuidePeter Magadini's Polyrhythms is acclaimed the world over and has been hailed by Modern Drummer magazine as "by far the best book on the subject." Written for instrumentalists and vocalists alike, this book/CD pack contains excellent solos and exercises that feature polyrhythmic concepts. Topics covered include: 6 over 4, 5 over 4, 7 over 4, 3 over 4, 11 over 4, and other rhythmic ratios; combining various polyrhythms; polyrhythmic time signatures; and much more. The CD includes demos of the exercises.
The author has the idea of polyrhythms right, and he explains it very well, and gives great audio examples. He also has right the idea of how to thoroughly teach polyrhythmic abilities, and enhance rhythmic dexterity.
The book provides the musician with some great new ways to think about rhythm. The problem is that the book advances too quickly to some really difficult stuff. If you sit with it for hours, and practice on your own, you can ascend its steep slope and help your rhythmic abilities.  This takes a hell of a lot of patience, discipline, and work, and It would've been much easier if there were more exercises, which slowly increased in difficulty, rather than the few exercises which demand a leap in difficulty from one to the next.
This book is a wonderful tool for those who are serious about musicianship. However, unlike most books which spend their lengthy breadth trying to lead you along "12 stupid-simple steps," this book spends its pages with application. You will not get anything from this book if you just want to read about polyrhythms. This book is for those who want specific practice on the subject, and "Polyrhythms: A Musician's Guide" does that very well.

Format: PDF + Audio tracks (Mp3). 69 pages


Just download Peter Magadini - Polyrhythms: The Musician's Guide for free and leave comment for mates.


Novafile

Download book

Share

Saturday, September 29, 2012

MAKNA KATA "KAMI" DALAM AL-QUR'AN


Seringkali, orang kufar mencoba mengganggu iman kita dengan bertanya: Mengapa Qur'an sering guna kata KAMI untuk ALLAH? Bukankah kami itu banyak? Apakah itu bermakna Qur'an pun mengakui Tuhan itu lebih dari 1? 


Kata KAMI sebagai penghormatan 


Bahasa Arab ialah bahasa paling sukar didunia. Hal ini disebabkan kerana dalam 1 kata, bahasa arab memiliki banyak makna 
....
Contoh: Sebuah gender, dalam suatu daerah boleh bermakna lelaki, tapi dalam daerah lain boleh bermakna perempuan.
Dalam bahasa Arab, dhamir 'NAHNU' ialah dalam bentuk jamak yang berarti kita atau kami. Tapi dalam ilmu 'NAHWU', maknanya tak cuma kami, tapi aku, saya dan lainnya.
JIKA MEMANG "KAMI" DALAM QUR'AN DIARTIKAN SEBAGAI LEBIH DARI 1, LALU MENGAPA ORANG ARAB TIDAK MENYEMBAH ALLAH LEBIH DARI 1? MENGAPA TETAP 1 ALLAH SAJA? TENTU KARENA MEREKA PAHAM TATA BAHASA MEREKA SENDIRI.
Dalam ilmu bahasa arab, penggunaan banyak istilah dan kata itu tidak selalu bermakna zahir dan apa adanya. Sedangkan Al-Quran adalah kitab yang penuh dengan muatan nilai sastra tingkat tinggi.

Selain kata 'Nahnu", ada juga kata 'antum' yang sering digunakan untuk menyapa lawan bicara meski hanya satu orang. Padahal makna 'antum' adalah kalian (jamak).
Secara rasa bahasa, bila kita menyapa lawan bicara kita dengan panggilan 'antum', maka ada kesan sopan dan ramah serta penghormatan ketimbang menggunakan sapaan 'anta'.

Kata 'Nahnu' tidak harus bermakna arti banyak, tetapi menunjukkan keagungan Allah SWT. Ini dipelajari dalam ilmu balaghah.
Contoh: Dalam bahasa kita ada juga penggunaan kata "Kami" tapi bermakna tunggal. Misalnya seorang berpidato sambutan berkata,"Kami merasa berterimakasih sekali . . . "
Padahal orang yang berpidato Cuma sendiri dan tidak beramai-ramai, tapi dia bilang "Kami". Lalu apakah kalimat itu bermakna jika orang yang berpidato sebenarnya ada banyak atau hanya satu ?
Kata kami dalam hal ini digunakan sebagai sebuah rasa bahasa dengan tujuan nilai kesopanan. Tapi rasa bahasa ini mungkin tidak bisa dicerap oleh orang asing yang tidak mengerti rasa bahasa. Atau mungkin juga karena di barat tidak lazim digunakan kata-kata seperti itu.

Di dalam Al-Quran ada penggunaan yang kalau kita pahami secara harfiyah akan berbeda dengan kenyataannya. Misalnya penggunaan kata 'ummat'.
Biasanya kita memahami bahwa makna ummat adalah kumpulan dari orang-orang. Minimal menunjukkan sesuatu yang banyak. Namun Al-Quran ketika menyebut Nabi Ibrahim yang saat itu hanya sendiri saja, tetap disebut dengan ummat.
QS.16 An-Nahl :120 Sesungguhnya Ibrahim adalah "UMMATAN " yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan.

Dalam tata bahasa Arab, ada kata ganti pertama singular [anâ], dan ada kata ganti pertama plural [nahnu]. Sama dengan tata bahasa lainnya. Akan tetapi, dalam bahasa Arab, kata ganti pertama plural dapat, dan sering, difungsikan sebagai singular.
Dalam grammer Arab [nahwu-sharaf], hal demikian ini disebut "al-Mutakallim al-Mu'adzdzim li Nafsih-i", kata ganti pertama yang mengagungkan dirinya sendiri.
Permasalahan menjadi membingungkan setelah al-Quran yang berbahasa Arab, dengan kekhasan gramernya, diterjemahkan ke dalam bahasa lain, termasuk Indonesia, yang tak mengenal "al-Mutakallim al-Mu'adzdzim li Nafsih-i" tersebut.
Contoh penggunaan kata KAMI dalam Qur'an:Qs. 15 Hijr: 66. Dan telah Kami wahyukan kepadanya perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.
"Kami wahyukan..." Maka disini berarti ada peran makhluk lain yaitu Malaikat Jibril sebagai pembawa atas perintah Allah.

Contoh penggunaan kata AKU dalam Qur'an:
11. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.
12. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.
13. Dan Aku telah mmilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan.
14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Pada ayat-ayat di atas, kata AKU digunakan karena Allah sendiri berfirman langsung kepada Nabi Musa AS tanpa perantara Malaikat Jibril.... ^_^

Contoh penggunaan kata KAMI dan AKU yang bersamaan dalam Qur'an:
Qs.21 Anbiyaa: 25. Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
Kata KAMI digunakan saat Allah mewahyukan dengan perantara Malaikat Jibril, & kata AKU digunakan sebagai perintah menyembah Allah saja.

Share

Tata Cara Mandi Wajib


Niat, Syarat Sahnya Mandi
Para ulama mengatakan bahwa di antara fungsi niat adalah untuk membedakan manakah yang menjadi kebiasaan dan manakah ibadah. Dalam hal mandi tentu saja mesti dibedakan dengan mandi biasa. Pembedanya adalah niat. Dalam hadits dari ‘Umar bin Al Khattab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)
Rukun Mandi
Hakikat mandi adalah mengguyur seluruh badan dengan air, yaitu mengenai rambut dan kulit.
Inilah yang diterangkan dalam banyak hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antaranya adalah hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha yang menceritakan tata cara mandi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جَسَدِهِ كُلِّهِ
Kemudian beliau mengguyur air pada seluruh badannya.” (HR. An Nasa-i no. 247. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Penguatan makna dalam hadits ini menunjukkan bahwa ketika mandi beliau mengguyur air ke seluruh tubuh.”[1]
Dari Jubair bin Muth’im berkata, “Kami saling memperbincangkan tentang mandi janabah di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda,
أَمَّا أَنَا فَآخُذُ مِلْءَ كَفِّى ثَلاَثاً فَأَصُبُّ عَلَى رَأْسِى ثُمَّ أُفِيضُهُ بَعْدُ عَلَى سَائِرِ جَسَدِى
Saya mengambil dua telapak tangan, tiga kali lalu saya siramkan pada kepalaku, kemudian saya tuangkan setelahnya pada semua tubuhku.” (HR. Ahmad 4/81. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari Muslim)
Dalil yang menunjukkan bahwa hanya mengguyur seluruh badan dengan air itu merupakan rukun (fardhu) mandi dan bukan selainnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah. Ia mengatakan,
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى امْرَأَةٌ أَشُدُّ ضَفْرَ رَأْسِى فَأَنْقُضُهُ لِغُسْلِ الْجَنَابَةِ قَالَ « لاَ إِنَّمَا يَكْفِيكِ أَنْ تَحْثِى عَلَى رَأْسِكِ ثَلاَثَ حَثَيَاتٍ ثُمَّ تُفِيضِينَ عَلَيْكِ الْمَاءَ فَتَطْهُرِينَ ».
Saya berkata, wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang mengepang rambut kepalaku, apakah aku harus membuka kepangku ketika mandi junub?” Beliau bersabda, “Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci.” (HR. Muslim no. 330)
Dengan seseorang memenuhi rukun mandi ini, maka mandinya dianggap sah, asalkan disertai niat untuk mandi wajib (al ghuslu). Jadi seseorang yang mandi di pancuran atau shower dan air mengenai seluruh tubuhnya, maka mandinya sudah dianggap sah.
Adapun berkumur-kumur (madhmadhoh), memasukkan air dalam hidung (istinsyaq) dan menggosok-gosok badan (ad dalk) adalah perkara yang disunnahkan menurut mayoritas ulama.[2]
Tata Cara Mandi yang Sempurna
Berikut kita akan melihat tata cara mandi yang disunnahkan. Apabila hal ini dilakukan, maka akan membuat mandi tadi lebih sempurna. Yang menjadi dalil dari bahasan ini adalah dua dalil yaitu hadits dari ‘Aisyah dan hadits dari Maimunah.
Hadits pertama:
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ، ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِى الْمَاءِ ، فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاَثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ، ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ
Dari ‘Aisyah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR. Bukhari no. 248 dan Muslim no. 316)
Hadits kedua:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَتْ مَيْمُونَةُ وَضَعْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مَاءً يَغْتَسِلُ بِهِ ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ ، فَغَسَلَهُمَا مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ ، فَغَسَلَ مَذَاكِيرَهُ ، ثُمَّ دَلَكَ يَدَهُ بِالأَرْضِ ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ ثُمَّ غَسَلَ رَأْسَهُ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى جَسَدِهِ ، ثُمَّ تَنَحَّى مِنْ مَقَامِهِ فَغَسَلَ قَدَمَيْهِ
Dari Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Maimunah mengatakan, “Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda).” (HR. Bukhari no. 265 dan Muslim no. 317)
Dari dua hadits di atas, kita dapat merinci tata cara mandi yang disunnahkan sebagai berikut.
Pertama: Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan dalam bejana atau sebelum mandi.
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah mengatakan, “Boleh jadi tujuan untuk mencuci tangan terlebih dahulu di sini adalah untuk membersihkan tangan dari kotoran … Juga boleh jadi tujuannya adalah karena mandi tersebut dilakukan setelah bangun tidur.”[3]
Kedua: Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri.
Ketiga: Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah atau dengan menggunakan sabun.
An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Disunnahkan bagi orang yang beristinja’ (membersihkan kotoran) dengan air, ketika selesai, hendaklah ia mencuci tangannya dengan debu atau semacam sabun, atau hendaklah ia menggosokkan tangannya ke tanah atau tembok untuk menghilangkan kotoran yang ada.”[4]
Keempat: Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat.
Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “Adapun mendahulukan mencuci anggota wudhu ketika mandi itu tidaklah wajib. Cukup dengan seseorang mengguyur badan ke seluruh badan tanpa didahului dengan berwudhu, maka itu sudah disebut mandi (al ghuslu).”[5]
Untuk kaki ketika berwudhu, kapankah dicuci?
Jika kita melihat dari hadits Maimunah di atas, dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau membasuh anggota wudhunya dulu sampai membasuh kepala, lalu mengguyur air ke seluruh tubuh, sedangkan kaki dicuci terakhir. Namun hadits ‘Aisyah menerangkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu secara sempurna (sampai mencuci kaki), setelah itu beliau mengguyur air ke seluruh tubuh.
Dari dua hadits tersebut, para ulama akhirnya berselisih pendapat kapankah kaki itu dicuci. Yang tepat tentang masalah ini, dua cara yang disebut dalam hadits ‘Aisyah dan Maimunah bisa sama-sama digunakan. Yaitu kita bisa saja mandi dengan berwudhu secara sempurna terlebih dahulu, setelah itu kita mengguyur air ke seluruh tubuh, sebagaimana disebutkan dalam riwayat ‘Aisyah. Atau boleh jadi kita gunakan cara mandi dengan mulai berkumur-kumur, memasukkan air dalam hidup, mencuci wajah, mencuci kedua tangan, mencuci kepala, lalu mengguyur air ke seluruh tubuh, kemudian kaki dicuci terakhir.
Syaikh Abu Malik hafizhohullah mengatakan, “Tata cara mandi (apakah dengan cara yang disebut dalam hadits ‘Aisyah dan Maimunah) itu sama-sama boleh digunakan, dalam masalah ini ada kelapangan.”[6]
Kelima: Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut.
Keenam: Memulai mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri.
Ketujuh: Menyela-nyela rambut.
Dalam hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha disebutkan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ غَسَلَ يَدَيْهِ ، وَتَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ اغْتَسَلَ ، ثُمَّ يُخَلِّلُ بِيَدِهِ شَعَرَهُ ، حَتَّى إِذَا ظَنَّ أَنْ قَدْ أَرْوَى بَشَرَتَهُ ، أَفَاضَ عَلَيْهِ الْمَاءَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، ثُمَّ غَسَلَ سَائِرَ جَسَدِهِ
Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mandi junub, beliau mencuci tangannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Kemudian beliau mandi dengan menggosok-gosokkan tangannya ke rambut kepalanya hingga bila telah yakin merata mengenai dasar kulit kepalanya, beliau mengguyurkan air ke atasnya tiga kali. Lalu beliau membasuh badan lainnya.” (HR. Bukhari no. 272)
Juga ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,
كُنَّا إِذَا أَصَابَتْ إِحْدَانَا جَنَابَةٌ ، أَخَذَتْ بِيَدَيْهَا ثَلاَثًا فَوْقَ رَأْسِهَا ، ثُمَّ تَأْخُذُ بِيَدِهَا عَلَى شِقِّهَا الأَيْمَنِ ، وَبِيَدِهَا الأُخْرَى عَلَى شِقِّهَا الأَيْسَرِ
Jika salah seorang dari kami mengalami junub, maka ia mengambil air dengan kedua tangannya dan disiramkan ke atas kepala, lalu mengambil air dengan tangannya dan disiramkan ke bagian tubuh sebelah kanan, lalu kembali mengambil air dengan tangannya yang lain dan menyiramkannya ke bagian tubuh sebelah kiri.” (HR. Bukhari no. 277)
Kedelapan: Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri.
Dalilnya adalah hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika bersisir, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).”  (HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268)
Mengguyur air ke seluruh tubuh di sini cukup sekali saja sebagaimana zhohir (tekstual) hadits yang membicarakan tentang mandi. Inilah salah satu pendapat dari madzhab Imam Ahmad dan dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.[7]
Bagaimanakah Tata Cara Mandi pada Wanita?
Tata cara mandi junub pada wanita sama dengan tata cara mandi yang diterangkan di atas sebagaimana telah diterangkan dalam hadits Ummu Salamah, “Saya berkata, wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang mengepang rambut kepalaku, apakah aku harus membuka kepangku ketika mandi junub?” Beliau bersabda, “Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci.” (HR. Muslim no. 330)
Untuk mandi karena haidh dan nifas, tata caranya sama dengan mandi junub namun ditambahkan dengan beberapa hal berikut ini:
Pertama: Menggunakan sabun dan pembersih lainnya beserta air.
Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
أَنَّ أَسْمَاءَ سَأَلَتِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ غُسْلِ الْمَحِيضِ فَقَالَ « تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا وَسِدْرَتَهَا فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ دَلْكًا شَدِيدًا حَتَّى تَبْلُغَ شُئُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا الْمَاءَ. ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا ». فَقَالَتْ أَسْمَاءُ وَكَيْفَ تَطَهَّرُ بِهَا فَقَالَ « سُبْحَانَ اللَّهِ تَطَهَّرِينَ بِهَا ». فَقَالَتْ عَائِشَةُ كَأَنَّهَا تُخْفِى ذَلِكَ تَتَبَّعِينَ أَثَرَ الدَّمِ. وَسَأَلَتْهُ عَنْ غُسْلِ الْجَنَابَةِ فَقَالَ « تَأْخُذُ مَاءً فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ – أَوْ تُبْلِغُ الطُّهُورَ – ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ حَتَّى تَبْلُغَ شُئُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تُفِيضُ عَلَيْهَا الْمَاءَ »
Asma’ bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang mandi wanita haidh. Maka beliau bersabda, “Salah seorang dari kalian hendaklah mengambil air dan daun bidara, lalu engkau bersuci, lalu membaguskan bersucinya. Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya, lalu menggosok-gosoknya dengan keras hingga mencapai akar rambut kepalanya. Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya tadi. Kemudian engkau mengambil kapas bermisik, lalu bersuci dengannya. Lalu Asma’ berkata, “Bagaimana dia dikatakan suci dengannya?” Beliau bersabda, “Subhanallah, bersucilah kamu dengannya.” Lalu Aisyah berkata -seakan-akan dia menutupi hal tersebut-, “Kamu sapu bekas-bekas darah haidh yang ada (dengan kapas tadi)”Dan dia bertanya kepada beliau tentang mandi junub, maka beliau bersabda, ‘Hendaklah kamu mengambil air lalu bersuci dengan sebaik-baiknya bersuci, atau bersangat-sangat dalam bersuci kemudian kamu siramkan air pada kepala, lalu memijatnya hingga mencapai dasar kepalanya, kemudian mencurahkan air padanya’.” (HR. Bukhari no. 314 dan Muslim no. 332)
Kedua: Melepas kepangan sehingga air sampai ke pangkal rambut.
Dalil hal ini adalah hadits yang telah lewat,
ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ دَلْكًا شَدِيدًا حَتَّى تَبْلُغَ شُئُونَ رَأْسِهَا
Kemudian hendaklah kamu menyiramkan air pada kepalanya, lalu menggosok-gosoknya dengan keras hingga mencapai akar rambut kepalanya.” Dalil ini menunjukkan tidak cukup dengan hanya mengalirkan air seperti halnya mandi junub. Sedangkan mengenai mandi junub disebutkan,
ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ حَتَّى تَبْلُغَ شُئُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تُفِيضُ عَلَيْهَا الْمَاءَ
Kemudian kamu siramkan air pada kepala, lalu memijatnya hingga mencapai dasar kepalanya, kemudian mengguyurkan air padanya.
Dalam mandi junub tidak disebutkan “menggosok-gosok dengan keras”. Hal ini menunjukkan bedanya mandi junub dan mandi karena haidh/nifas.
Ketiga: Ketika mandi sesuai masa haidh, seorang wanita disunnahkan membawa kapas atau potongan kain untuk mengusap tempat keluarnya darah guna menghilangkan sisa-sisanya. Selain itu, disunnahkan mengusap bekas darah pada kemaluan setelah mandi dengan minyak misk atau parfum lainnya. Hal ini dengan tujuan untuk menghilangkan bau yang tidak enak karena bekas darah haidh.
Perlukah Berwudhu Seusai Mandi?
Cukup kami bawakan dua riwayat tentang hal ini,
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ لاَ يَتَوَضَّأُ بَعْدَ الْغُسْلِ
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berwudhu setelah selesai mandi.” (HR. Tirmidzi no. 107, An Nasai no. 252, Ibnu Majah no. 579, Ahmad 6/68. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Sebuah riwayat dari Ibnu ‘Umar,
سُئِلَ عَنِ الْوُضُوءِ بَعْدَ الْغُسْلِ؟ فَقَالَ:وَأَيُّ وُضُوءٍ أَعَمُّ مِنَ الْغُسْلِ؟
Beliau ditanya mengenai wudhu setelah mandi. Lalu beliau menjawab, “Lantas wudhu yang mana lagi yang lebih besar dari mandi?” (HR. Ibnu Abi Syaibah secara marfu’ dan mauquf[8])
Abu Bakr Ibnul ‘Arobi  berkata, “Para ulama tidak berselisih pendapat bahwa wudhu telah masuk dalam mandi.” Ibnu Baththol juga telah menukil adanya ijma’ (kesepakatan ulama) dalam masalah ini.[9]
Penjelasan ini adalah sebagai alasan yang kuat bahwa jika seseorang sudah berniat untuk mandi wajib, lalu ia mengguyur seluruh badannya dengan air, maka setelah mandi ia tidak perlu berwudhu lagi, apalagi jika sebelum mandi ia sudah berwudhu.
Apakah Boleh Mengeringkan Badan dengan Handuk Setelah Mandi?
Di dalam hadits Maimunah disebutkan mengenai tata cara mandi, lalu diakhir hadits disebutkan,
فَنَاوَلْتُهُ ثَوْبًا فَلَمْ يَأْخُذْهُ ، فَانْطَلَقَ وَهْوَ يَنْفُضُ يَدَيْهِ
Lalu aku sodorkan kain (sebagai pengering) tetapi beliau tidak mengambilnya, lalu beliau pergi dengan mengeringkan air dari badannya dengan tangannya” (HR. Bukhari no. 276). Berdasarkan hadits ini, sebagian ulama memakruhkan mengeringkan badan setelah mandi. Namun yang tepat, hadits tersebut bukanlah pendukung pendapat tersebut dengan beberapa alasan:
  1. Perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu masih mengandung beberapa kemungkinan. Boleh jadi beliau tidak mengambil kain (handuk) tersebut karena alasan lainnya yang bukan maksud untuk memakruhkan mengeringkan badan ketika itu. Boleh jadi kain tersebut mungkin sobek atau beliau buru-buru saja karena ada urusan lainnya.
  2. Hadits  ini malah menunjukkan bahwa kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mengeringkan badan sehabis mandi. Seandainya bukan kebiasaan beliau, maka tentu saja beliau tidak dibawakan handuk ketika itu.
  3. Mengeringkan air dengan tangan menunjukkan bahwa mengeringkan air dengan kain bukanlah makruh karena keduanya sama-sama mengeringkan.
Kesimpulannya, mengeringkan air dengan kain (handuk) tidaklah mengapa.[10]
Demikian pembahasan kami seputar mandi wajib (al ghuslu). Tata cara di atas juga berlaku untuk mandi yang sunnah yang akan kami jelaskan pada tulisan selanjutnya (serial ketiga atau terakhir).
Semoga bermanfaat. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Selesai susun di wisma MTI, 7 Jumadits Tsani 1431 H (20/05/2010)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Share

Friday, September 28, 2012

KUMPULAN ILMU MAHAL DARI TWITTER (PROJECT 1)


  1. "Siapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitan, hendaknya ia membantu/mengatasi kesulitan orang lain." (Ahmad)
  2. "Dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (QS. At-Taubah: 36)
  3. Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah menerima taubatnya. (HR Muslim)
  4. "Barangsiapa mengharap keutamaan shalat malam, niscaya beban berat menjadi ringan baginya." (Ibnul Jauzi)
  5. "Barangsiapa menasihati saudaranya scr rahasia maka sungguh ia telah memberi nasihat dgn sebenarnya & menghargainya" -Imam Syafi'i
  6. Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) & neraka itu diliputi perkara2 yang disukai syahwat (HR Muslim)
  7. Kelak akan menimpa umatku penyakit umat2 terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat & lupa daratan dlm memperoleh kenikmatan (HR Hakim)
  8. "Barangsiapa yang menta'ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta'ati Allah." (QS.An Nisaa':80)
  9. "Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah maka dia telah berbuat syirik." (HR.Ahmad)
  10. Org cerdas itu adalah org yg banyak mengingat MATI n mempersiapkan bekal MATI...
  11. Org cerdas itu bukanlah S1, S2, S3 atau profesor, namun org cerdas itu adalah org yg paling banyak mengingat MATI...
  12. siapapun yang dapat menjaga lidah dan kemaluannya, aku jamin ia akan masuk surga (HR. Bukhori)
  13. Tiap minuman yang memabukkan adalah haram (baik sedikit maupun banyak). (HR. Ahmad)
  14. "Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis." (HR. Bukhari).
  15. "Tanda2 orang munafik : jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari dan jika dipercaya berkhianat." (HR.Bukhari)
  16. Muslimah yg senantiasa menjaga shalat, hijab, lisan dan auratnya pada hakikatnya adalah muslimah yang mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah.
  17. "jadikanlah kematian sebagai nasehat"
  18. Ssungguhnya wnt mulia yg mnjga khormatannya tdk akn mnyombongkn dirinya dihdpanmu dg hrta&kcantikan,tdk pula dg kdudukan&nasab (kturunannya)
  19. Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)
  20. "Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh." (HR Bukhari)
  21. Wahai ‘Abdullah bin Qois,katakanlah ‘laa hawla wa laa quwwata illa billah’,krna ia merupakan simpanan pahala berharga di surga(HR. Bukhari)
  22. Doa itu punya struktur, adab, waktu&tempat mustajab. Soal konten doa, boleh dg bahasa sendiri. Doa punya awalan dan akhiran. Konten, atau isi doa, adanya di tengah. Awalan&akhiran ga boleh ditinggal. Awalan dan akhiran, relatif sama. Yakni: shalawat, hamdalah, istighfar.
  23. “Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.” (Ibnu Mas’ud)
  24. "Jika ada yang mengancammu dengan kebinasaan, jawablah ancamannya dengan nasihat dan do'a." (Ja'far Ash Shidiq)
  25. “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan dan menundukkan pandangannya.” (Qs. Ar-Rahman: 56)
  26. "Janganlah kamu memberi makanan yang kamu sendiri tidak suka memakannya." (HR. Ahmad)
  27. Kalo sholat yg bolong2 bisa ditambal, gue pasti buka usaha tambal sholat. Masalahnya, bakal laku ga? #nyindirganas
  28. Al mar’u maa man ahabba (HR Muslim) Artinya: Seseorang akan bersama siapa yang dicintainya 
  29. Bangun tidur ingat Allah... Sukses Bangun tidur ingat selain Allah... Gagal #duniatempatujian
  30. Kekayaan bukanlah kemuliaan, kemiskinan jg bukan kehinaan, ujian org kaya apakah dia bersyukur/ tdk, ujian org miskin apa ia bersabar/tdk
  31. Merasa mulia dgn harta itu tanda lemah ny iman, merasa hina dgn kemiskinan jg tanda rusakny iman...#duniatempatujian
  32. Jgn sampai kt memuliakan seseorag karna keduniaannya, ketahuilah 1 org miskin yg bertaqwa itu lbh mulia drpd org kaya yg kafir seisi dunia
  33. 2 rakkaat sebalum subuh lebih baik drpd seluruh dunia beserta isinya... (Mahfum hadist)
  34. Tegakkanlah islam pada diri-diri kita maka akan tegak islam di masyarakat kita...
  35. Calon presiden blm tentu jd presiden, Calon gubernur blm tentu jd gbernur, Calon istri pun blm tentu jd istri, Namun Calon mati pasti MATI!!
  36. "Di surga terdapat pintu yg bernama Rayyan Orang2 yg berpuasa akan masuk lewat pintu itu pd hari kiamat." (HR Muslim)
  37. “Dua rakaat sunnah fajar (subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)
  38. Di mlm hari hendaklah engkau shalat Tahajud sbg tambahan bagi engkau. Mudah2an Allah mengangkat engkau ketempat yg terpuji. (QS.Al-Israa:79)
  39. Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). (HR Ahmad)
  40. "Dan masa kejayaan dan kehancuran Kami pergilirkan diantara manusia, agar mereka mendapat pelajaran." (QS. Al Imran:140)
  41. Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan, sesungguhnya ketaatan itu dalam kebajikan (HR Bukhari)
  42. "Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki." (QS. An Nahl:71)
  43. Laki-laki sukses itu dapat dilihat dari dua hal. Pertama, siapa ibunya dan kedua, siapa istrinya.(Umar bin Khathab)
  44. "Di mlm hari hendaklah engkau shalat Tahajud sbg tambahan bg engkau. Mudah2an Allah mengangkat engkau ketempat yg terpuji." (QS.Al-Israa:79)
  45. Kaya bukan di ukur dari banyaknya harta dunia, namun kaya adalah hati yg selalu merasa cukup.(HR.Bukhari)
  46. Tiap2 kalian adalah pemimpin dan tiap2 kalian akan dimintai pertanggungjawaban.(HR Bukhari)
  47. Tidak sempurna wudhu’ sesorang yang tidak membaca basmallah.” (HR. Ahmad)
  48. Hadits nomor 1 Imaniat الَدِّيْنُ يُسرٌ  Ad diinu yusrun (HR Bukhari)  Artinya: Agama itu mudah 
  49. Hadits nomor 2 Ibaadaat مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ الصَّلاَةُ  (HR Ahmad)  Artinya: Kunci surga adalah shalat 
  50. Menurut Imam Al Ghazali, manusia (secara umum) terbagi kedalam 4 kelompok. Apa saja kelompok itu? Berikut saya jabarkan satu per satu.
  51. Kelompok yg pertama adalah "Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri.." ~ "orang yg tahu dan dia tahu kalau dirinya tahu.." | Golongan alim ulama
  52. Terhadap kelompok yg pertama ini yg harus kita lakukan adalah mengikutinya, lebih-lebih kalau kita masih awam. Kelompok ini akan membimbing.
  53. Lalu kelompok kedua adalah "Rojulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri.." ~ "orang yg tahu tapi dia tidak tahu kalau dirinya tahu.."
  54. Manusia seperti ini dapa kita ibaratkan orang yg tertidur. Maka sikap kita adl Qimhu!! (membangunkannya). Gugah kesadarannya demi umat..
  55. Al 'ilmu bilaa 'amalin kasysyajari bilaa tsamarin - ilmu kalau tak diamalkan itu sama seperti pohon yg rindang tapi tak berbuah.
  56. Lalu kelompok yg ketiga adl "Rojulun laa Yadri wa Yadri Annahu laa Yadri.." ~ "orang yg tidak tahu, tapi dia tahu bahwa dirinya tidak tahu".
  57. Orang yg masuk kelompok ini adl orang-orang yg miskin ilmu tapi dia sadar dan berusaha utk mencari ilmu. Orang awam dan lemah pemahamannya.
  58. Orang kelompok ini menurut Imam Al Ghazali adl golongan orang baik krn masih menyadari kekurangannya. Jujur, ini kelompok yg langka. Kenapa?
  59. Karena saat ini lebih banyak orang yg masuk dalam kelompok keempat "Rojulun Laa Yadri wa laa Yadri Annahu laa Yadri"..
  60. Apa itu? Yaitu golongan orang yg tidak tahu dan tidak sadar kalau sesungguhnya dia itu tidak tahu.. Naudzubillahimindzalik..
  61. Menurut Imam al Ghazali, kelompok manusia ini harus kita jauhi (Fatrukhu!!!). Saat ini banyak sekali kita dapati manusia seperti ini.
  62. Orang-orang yg sok tahu, baru ngerti sejengkal tapi sudah bicara sehasta. Kata Slank: "sedikit ngerti ngaku sudah paham - tong kosong"
  63. Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.[HR.Tirmidzi)
  64. Sungguh dunia itu hina, dan surga adalah kebahagian yang abadi. Maka janganlah engkau tukar kebahagiaan itu dengan kehinaan...
  65. Beruntung bila punya pemimpin yang kenal dan takut kepada Allah, akan adil dan amanah serta dibimbing dalam memimpin
  66. "Aku mencintaimu krn agama yg padamu. Jika engkau menghilangkan agama dlm dirimu, hilangkan cintaku kepadamu." (Imam Nawawi).
  67. Org yg senantiasa membasahi lidahny dgn dzikrullah nanti akan masuk surga dengan tersenyum"...
  68. Sebesar apapun masalah dalam hidup kita, akan terasa kecil apabila kita ingat Allah, karna Allah swt maha besar...#LaailahaaillAllah
  69. Nanti seluruh manusia menyesal diakhirat termasuk ahli surga, apa yg mrk sesalkan? Waktu" yg mrk lalui tanpa dzikrullah...
  70. …Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)
  71. Maukah kamu aku beritahu ttg penduduk neraka? Mrka semua adlh orang2 keras lagi kasar,tamak lagi rakus,dan takabbur(sombong).(HR. Bukhari)
  72. Barangsiapa brtakwa kpd Allah niscaya Dia akan mngadakn baginya jln keluar.Dan mmberinya rezki dr arah yg tiada disangka2nya(Ath Tholaq:2-3)
  73. "Barangsiapa meninggalkan shalat dengan sengaja maka dia kafir terang-terangan." (HR. Ahmad)
  74. karena sesungguhnya(dg penyakit itu)Allah akan mengahapuskan dosa2 anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran2 besi.(HR. Muslim)
  75. Azab yg paling ringan di neraka pada hari kiamat ialah dua butir bara api di kedua telapak kakinya yang dapat merebus otak. (HR. Tirmidzi)
  76. Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah akan memberinya maaf pada hari kesulitan. (HR. Ath-Thabrani)
  77. Perumpamaan orang yang berzikir kepada Robbnya dan yang tidak, seumpama orang hidup dan orang mati. (HR. Bukhari dan Muslim)
  78. "Janganlah seorang dari kalian minum dgn berdiri."(HR.Muslim)
  79.  “Jika Anda menghendaki badan sehat dan tidur sedikit, maka makanlah sedikit saja.”` Sufyan Ats-Tsauri`
  80. "Manusia dibangkitkan kembali kelak sesuai dengan niat-niat mereka." (HR.-Muslim)
  81. Jauhilah kamu makan dan minum yg berlebih-lebihan, karena yg demikian dapat merusak kesehatan tubuh.(HR.Bukhari)
  82. Tak ada burung yang kegemukan. Ia makan dan minum sesuai kebutuhan.
  83. Selama mrk tdk mengusik n mengganggu kita, wajib hukumny menghormati cara mrk, Tp kalo kt dhalangi" dlm mentaati Allah, no compromise!!!
  84. "Celaka orang yang banyak zikrullah dengan lidahnya tapi bermaksiat terhadap Allah dengan perbuatannya." (HR. Ad-Dailami)
  85. Orang yg paling jauh dariku pada hari kiamat adalah orang yg banyak omong,yg membual,serta menyombongkan diri.(HR.Ahmad)
  86. Oi kafir jahat! Dengarkan baik", jgn pernah meremehkan org " islam, meskipun mrk g sholat, kalo agama/ Nabi mrk dihina mrk siap Mati...
  87. Tunjukkan rasa Cinta kpd Rasulullah saw dgn menghidupkan sunnahnya... Jgn ngaku cinta trus malu ama sunnah...
  88. Nabi Musa as g pernah pukul / tempelang fir'aun, siapa yg hancurkan fir'aun? ... ALLAH!!! #LAAILAHAAILLALLAH
  89. Orang islam itu seperti lebah, g mau cari musuh, tapi kalo ketemu musuh? Pantang mundur... Kmnpun lari akan dikejar...
  90. "Sesungguhnya Allah menerima taubat hambaNya selama nyawa belum sampai ke tenggorokan." (HR. Ahmad)
  91. Firman Allah : Sesungguhnya laki - laki yg beriman lebih baik drpd laki - laki yang musryik meski lelaki musryik itu sgt menarik hatimu.
  92. Tdk mnjadi dosa besar sebuah dosa bila disertai dgn taubat & bkan dosa kecil suatu perbuatan bila dilakukan terus menerus. (HR. Ath-Thabrani
  93. Ketika Aisyah Ra ditanya tentang akhlak Rasulullah Saw, maka dia menjawab, "Akhlaknya adalah Al Qur'an." (HR. Abu Dawud dan Muslim)
  94. "Seorang yang kurang amalan-amalannya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan kesedihan." (HR. Ahmad)
  95. 3 amalan yg disukai Allah; sholat tepat waktu, berbuat baik kepada orang tua, dan jihad di jalan Allah.(Muttafaq'alaih)
  96. Segala sesuatu,jika bertambah banyak menjadi murah. Kecuali ilmu. Semakin banyak semakin berharga. Nasihat ulama.
PROJECT 1

Share

 
Design by AsciK Drumming (Muhammad Saref Ascik)